Kota BatuKulinerLifestyle

Angkringan Asli Yogya Tawarkan 17 Menu Ngayogyakarta

AMEG-  Ingin menikmati kuliner angkringan khas Ngayogyakarta tak perlu lagi jauh pergi ke kota budaya di Jawa Tengah. 

Angkringan khas Yogya kini bisa ditemui di Kota Wisata Batu.  Lokasinya ada di komplek  Kantor Among Tani Foundation (ATF) Jalan Hasanudin 22, Kota Batu. Namanya “Angkringan Asli Yogya”.

Selain menyajikan kuliner khas Yogyakarta, Angkringan Asli Yogya menawarkan suasana kota keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Baca Juga

Ornamen khas Yogya  disajikan dalam angkringan tersebut. Kokinya juga asli Wong Klaten, namanya Fauzan. Bahasanya masih medok Yogyakarta. Lantunan tembang Jawatengahan semakin menambah kentalnya nuansa Yogyakarta.

(Foto: Ananto)

Ketika memasuki lokasi, pengunjung langsung disambut empat patung  Punokawan;  Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.

Patungnya  berukuran sedang. Juga ada dua patung Semar berukuran besar.  Ada andong khas Yogyakarta menghiasi halaman ATF. Semakin menegaskan eloknya angkringan ini.

Tak berhenti di situ, Angkringan Asli Yogya memboyong peracik wedang (minuman.red) dan makanan dari daerah asal, Wong Klaten. 

Alat makan, gerabah dan segala ‘tetek bengek’ yang berkaitan dengan angkringan diboyong langsung dari Kota Gudeg.

Pengelola Angkringan Asli Yogya, Ester Tambunan menjelaskan,  tempat kuliner ini bertujuan membawa masyarakat Kota Batu dalam hangatnya suasana budaya Yogya. Apalagi saat ini sedang pandemi dan PPKM , sehingga mobilitas masyarakat yang ingin melancong sangat terbatas.

“Yang jelas angkringan ini berbeda dengan angkringan lain yang ada di Kota Batu. Makanan yang kami bawa ke sini benar-benar khas Yogya. Nasi kucing, sate kulit, rempolo ati, tempe mendoan dan berbagai menu makanan lain,” sebut Ester, Kamis (19/8/2021) malam. 

(Foto: Ananto)

Selain menyajikan 17 menu makanan khas  Yogyakarta,  angkringan juga menyajikan berbagai minuman khas dibuat dengan resep asli orang Yogya dan  kali pertama dijual di Angkringan Asli Yogya.

“Untuk minuman menu andalannya adalah wedang uwuh, wedang blung, wedang jahe dan susu rempah. Semua racikan sendiri. Diracik langsung oleh orang Yogya yang kami bawa. Untuk minuman total ada 13 minuman yang kami sajikan,” beber Ester.

Minuman berasal dari bahan rempah-rempah  dipercaya berkhasiat untuk meningkatkan imun tubuh. Karena terbuat dari rempah pilihan. Seperti jahe, kunir, serai, jeruk nipis dan berbagai macam rempah-rempah pilihan lain. 

Menu-menu tersebut dibandrol dengan harga yang merakyat. Mulai Rp 2000,-  sampai Rp 12 ribu. Angkringan itu buka mulai pukul 15.00 – 21.00 WIB berlaku selama PPKM.

Penyajian makan di Angkringan Asli Yogya  berbeda dengan angkringan lain. Untuk makanan disajikan di atas piring lidi dilapisi daun pisang. 

Sebelum disajikan, makan dibakar terlebih dahulu. Ada dua bumbu pilihan, pedas dan sedang.  “Di sini yang paling dicari adalah nasi kucing. Sedangkan untuk minuman, yang paling banyak dicari adalah wedang uwuh dan kopi jos,”  kata Ester.”

Ada salah satu minuman yang menggunakan 13 bahan baku. Sedangkan yang ada di Kota Batu hanya ada dua bahan baku. “Maka mau tidak mau, kami harus mengambil bahan baku langsung dari Yogyakarta,” ungkap Eseter.

(Foto: Ananto)

Nantinya selain menyajikan kuliner khas Yogya, angkringan ini bakal menghadirkan makanan dan minuman khas Kota Batu. Seperti ketan dan susu murni. “Saat ini kami sedang observasi makanan apa saja yang cocok dihadirkan di angkringan ini,” katanya.

Pramusaji Angkringan Asli Jogja, Fauzan menceritakan bagaimana ia bisa sampai ke Kota Batu. “Sebelumnya ada teman yang menawari di Kota Batu ada yang mau buka angkringan. Tapi semuanya harus berasal dari Yogya,” katanya.

 Cak Bejo begitu sapaannya, tak berpikir lama.  Dia langsung mau untuk mencoba tantangan baru di Kota Batu. 

“Sebelumnya saya jatuh bangun jualan di angkringan saya sendiri. Selama empat tahun membuka angkringan, saya sudah tutup (bangkrut) sebanyak tiga kali. InsyaAllah rezeki saya ada di sini,” tutur Cak Bejo.

Cak Bejo membeberkan, untuk meracik wedang ataupun makanan, dia  belajar secara otodidak. Tidak pernah ada yang mengajari ataupun sekolah angkringan.

 “Di Yogya itu ada sekolah angkringan. Belajar cara meracik kopi dan wedang. Saya tidak sekolah itu bahkan saya juga tidak sekolah resep,” tandasnya. (“) 


Editor : Sugeng Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : Ameg.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button