Opini

Antara Duren Tiga, KM-50 dan Sungai Serayu

SENIN pagi ini sudah dua pekan lebih tiga hari terjadinya “tembak menembak” yang menewaskan Brigadirpol Yoshua di Duren Tiga rumah dinas Kadivpropam Polri Irjen Ferdy Samboo. Aparat kepolisian belum bisa mengungkap bagaimana peristiwa sebenarnya.

Namun, lucunya hari Jumat 22/7 lalu Ditserse dari Polda Metro dan Mabes Polri melakukan prarekontruksi. Dikatakan lucu, karena prarekonstruksi itu diperankan oleh petugas. Padahal, kasus ini masih dalam penyidikan belum ada tersangkanya. Oleh karena itu, prarekonstruksi ini diprotes oleh PH (Penasehat Hukum) yang ditunjuk oleh keluarga Brigpol J.

Memang, Mabes Polri terus menyampaikan perkembangan terkait kasus menyita perhatian publik seantero Nusantara ini. Dan, Polri mengklaim sudahh menemukan CCTV di sekitar rumah Irjen Pol Ferdy Sambo yang tempo hari disebut mati kesambar petir.

Baca Juga

Penemuan CCTV tersebut disebut akan mengungkap secara terang benderang kasus penembakan Brigadir J yang tewas dengan luka tembak dan dugaan juga dianiaya.

“Tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini,” jelas Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022).

Kini CCTV tersebut akan didalami oleh tim khusus yang telah dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Dedi mengatakan CCTV tersebut akan dibuka ke publik apabila penyidikan oleh tim khusus selesai.

“Jadi dari CCTV ini sedang dijalani oleh timsus dan nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses sudah selesai. Jadi dia tidak sepotong-sepotong, akan disampaikan secara konferensif apa yang telah dicapai oleh timsus yang dibentuk oleh Bapak Kapolri,” kata Dedi.

Sebelumnya diawal kasus ini jadi berita “panas”, Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan kamera pengawas atau CCTV yang ada di rumah dinas salahsatu petinggi Mabes Polri diketahui rusak saat terjadi baku tembak antara Brigdir Yoshua (J) dengan Bharada E.

*

Sejauh ini dari kasus “tembak menembak” antar Polisi itu, Kapolri sudah menonaktifkan beberapa oknum di instansi korps baju coklat Bhayangkara tersebut, diantaranya :

– Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo
– Kapolres Jaksel Kombes Budi Herdi yang diduga merekayasa kronologi kejadian
– Karopanimal Brigjen Hendra Setiawan yang konon mengintimidasi Keluarga Brigadir J

Drama Duren Tiga yang menyita perhatian publik lantaran kejadiannya gak masuk akal ini, –harapan publik– akan terkuak siapa aktor (terdakwa) sebenarnya. Meski pun proses pembuktiannya berlarut larut waktunya.

Seperti halnya kasus KM-50 yang menelan korban 6 nyawa laskar FPI ketika mengawal IB HRS disergap anggota Polda Metro. Kasusnya kendati –memakan waktu berbulan bulan– akhirnya terungkap juga. Ini lantaran “teriakkan” keluarga korban yang mencari keadilan.

Tiga oknum Polda Metro Jaya anak buah Irjen Fadil Imran yaitu Ipda Elwira Priadi, Ipda Moh Yasmin Ohorella dan Briptu Fikri Ramadhan, dijadikan terdakwa. Namun oleh majelis hakimPN Jakarta, dua oknum itu dibebaskan. Sedang seorang yakni Ipda Elwira bebas hidup –tewas– akibat mengalami lakalantas ketika naik motor.

Sedangkan, aktor utama yang memberi perintah penyergapan laskar FPI di rest area KM-50 itu dan kemudian dihabisi nyawanya di dalam mobil Xenia B 1519 UTI dengan cara didor dalam jarak dekat, dugaan nyaris sama dengan yang dialami alm Brigpol J, hingga hari ini tidak terungkap.

Pasalnya, Irjen Ferdy Sambo saat itu yang seharusnya sebagai Kadivpropam tidak melaksanakan tupoksinya memeriksa ketiga aparat penembak itu. Atas perintah siapa. Dan apakah sesuai SOP.

Ditenggarai antara Kadivpropam dan Kapolda Metro “main mata” atau tahu sama tahu dengan terjadinya peristiwa KM-50 itu. Kedekatan dua pati Polri ini terbukti tatkala Irjen Fadil Imran mengunjungi Irjen Ferdy Sambo di ruang kerjanya di Mabes Polri. Keduanya saling berpelukan dan Ferdy sempat menangis dipundak Fadil. Kejadian ini videonya beredar di berbagai medsos sebelum Ferdy dinonaktifkan.

Hal yang sama seperti dengan peristiwa yang menimpa dua remaja pengendara motor –Salsabila dan Hendra– korban tertabrak mobil Kol Inf Prayitno di Nagreg, Jabar.

Dua sejoli remaja itu kemudian meregang nyawa lantaran oleh Kolonel Infanteri Prayit bersama dua bawahnya dibuang ke Sungai Serayu, Jateng.

Perbuatan Kol Inf Prayitno akhirnya terungkap juga setelah memakan waktu lumayan lama. Prayitno dihukum seumur hidup dan dipecat dari TNI. Begitu pula dua anak buahnya juga mendapat hukuman setimpal.

Meruntun kejadian antara Duren Tiga, KM-50 dan Sungai Serayu seperti diatas, kalau publik melabeli pelakunya sadis tidak berprikemanusian, melebih penjahat pada umumnya.
Dan publik yakin — Polri– profesional transparan mengungkap kasus Duren Tiga.

Sebab, menurut pepatah orang kuno: Sepandai pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Sepandai pandai menyimpan bangkai akhirnya tercium juga. #Kebenaran bisa disalahkan, tapi tidak bisa dikalahkan. (*)

amegid

Recent Posts

{{ keyword }}

{{ text }} {{ links }}

4 bulan ago

{{ keyword }}

{{ text }} {{ links }}

4 bulan ago

{{ keyword }}

{{ text }} {{ links }}

4 bulan ago

Real Count Sirekap Dihentikan, Sudirman Said Menilai Pemilu 2024 Bermasalah

AMEG.ID, Indonesia - Co Kapten Timnas Pemenang Anies-Muhaimin Sudirman Said menyebut penghentian tayangan real count…

7 bulan ago

Aksi Massa Dukung Proses Hukum Soal Dugaan Korupsi Ganjar Pranowo

AMEG.ID, Indonesia - Massa yang merupakan aliansi masyarakat Jawa Tengah menggelar aksi di depan kantor…

7 bulan ago

Dindik Jatim Bekali Ratusan Guru untuk Hadapi Era Digital

AMEG.ID, Jawa Timur - Dinas Pendidikan Jawa Timur membekali ratusan guru untuk siap menghadapi tantangan…

7 bulan ago

This website uses cookies.