Disway

Bebas Tes

AMEG HOREEEE. Naik pesawat tidak perlu tes Covid-19 lagi. Asal sudah vaksin lengkap: dua kali. Demikian juga naik kereta api. Tidak perlu tes. Atau naik apa pun.

Memang belakangan ini tidak ada lagi yang takut terkena Covid-19. Termasuk saya. Pun dari hasil survei seadanya yang saya lakukan. Tingkat ketakutan orang akan terkena Covid turun drastis.

Istri saya juga kena Covid pekan lalu. Jenis Omicron. Juga teman-temannyi. Anehnya saya tidak mengkhawatirkan istri saya. Padahal ia punya empat komorbid: sudah di atas 60 tahun, punya darah tinggi, penderita diabetes dan pernah sakit TBC –setelah punya dua anak.

Baca Juga

Memang dia batuk-batuk. Juga demam. Tapi nafsu makan tidak turun. Tidak kehilangan penciuman maupun rasa makanan. Keluhan kehilangan penciuman juga tidak dirasakan teman-teman lainnya. Omicron ini terasa beda.

Saya juga tidak minta istri isolasi. Saya justru khawatir: istri saya akan stres kalau diisolasi. Lalu depresi. Saya tahu sifat-sifatnyi. Maka saya putuskan: tidak usah isolasi. Saya lihat level vitamin D-nyi 58. Tidak sesak napas. Suhunyi tidak tinggi. Hanya sumer-sumer.

Maka saya tetap serumah. Sekamar. Mandi di kamar mandi yang sama. Sikat gigi yang sama. Handuk yang sama.

Dia juga masih ke dapur: masak. Menyiapkan makanan. Seperti hari-hari biasa. Dia sangat asyik di dapur. Terlihat bergairah kalau lagi masak.

Tiga hari kemudian dia tes antigen: negatif. Keesokan harinya PCR: negatif.

Pemerintah tentu punya data lebih akurat soal penghapusan kewajiban tes itu. Demikian pula soal dihapuskannya kewajiban karantina bagi turis asing yang ke Bali.

Indonesia akhirnya masuk grup negara yang menganggap Covid bak flu biasa. Itu karena tingkat vaksinasi yang sudah tinggi dan herd immunity yang luas.

Justru Korea Selatan yang angka Covidnya luar biasa tinggi sekarang ini: di atas 200.000 sehari kemarin. Juga beberapa hari terakhir. Tapi itu juga tidak membuat panik. Padahal angka itu sama dengan 1 juta kalau di Indonesia.

Saya menghubungi Gina tadi malam. Dia kini top sebagai YouTuber Kimbab Family. “Dulu ketakutan saya 10. Sekarang hanya 5,” kata Gina dari Seoul. “Di sini juga ada anggapan Covid sudah seperti flu biasa,” katanyi.

Anak-anaknyi pun kini sudah sekolah tatap muka. Hanya dua hari sekali harus tes antigen.

Gina, yang dulu saya sekolahkan ke Tiongkok, bertemu mahasiswa Korea yang juga lagi belajar Mandarin. Keduanya kawin secara Islam di Bandung. Kini Gina punya tiga anak.

Yang jadi sorotan dunia sekarang justru Tiongkok. Yang tetap menjadi satu-satunya negara yang menjalankan kebijakan ”Zero Covid”. Setiap muncul beberapa kasus langsung lock down di satu area. Kadang satu kota. Atau satu provinsi. Keras sekali.

Hasilnya memang luar biasa. Sampai hari ini negara asal Covid-19 itu hanya mencatatkan penderita sedikit di atas 100.000 orang.

Pertanyaan dunia pada Tiongkok saat ini: kapan herd immunity tercapai di sana. Akan masih sangat lama. Dikhawatirkan ledakan baru bisa terjadi di sana kapan-kapan. Kalau pun tidak, rasa was-was terus menghantui kebijakan perekonomian internasionalnya.

Atau ledakan itu tidak akan pernah terjadi – – kalau imunisasi sudah begitu meratanya. Pun seandainya terjadi, bisa saja tidak perlu panik seperti dulu.

Hong Kong adalah tes terakhir Tiongkok. Angka Covid di Hong Kong melonjak luar biasa belakangan ini: di atas 30.000 sehari. Padahal pengawasan begitu ketat. Tingkat vaksinasi juga begitu tinggi.

Hong Kong panik. Justru karena itu terjadi di tengah kebijakan ‘Zero Covid’ yang keras.

Kelak ilmuwan akan menyimpulkan: kebijakan mana yang lebih baik.

Yang jelas manusia modern sudah begitu majunya: mampu mengatasi wabah yang begini hebatnya. Hari Minggu kemarin angka kematian akibat Covid mencapai 6 juta orang. Sedunia.

Dibanding dengan total jumlah penduduk yang 6 miliar, angka 6 juta itu hanya 0,1 persennya.

Itulah prestasi manusia modern. Seandainya tingkat kematian Covid ini sama dengan Flu Spanyol, berarti 1 miliar orang sudah meninggal dunia. Waktu itu, 1918, jangankan vaksin. Obat antibiotik saja belum ditemukan.

Ditarik ke usia Nabi Adam yang 8.000 tahun, kemajuan ilmu di hanya 100 tahun terakhir benar-benar fantastis.

Apa jadinya 30 tahun ke depan. Ketika Gibran Rakabuming Raka baru seumur bapaknya sekarang. Dan Lesty Kejora baru seumur Inul Daratista. (*)

Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media.

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul: Rapat Gelap

Iqbal Lombok

Rusia berteriak : Uraaaa !! (Petani) Indonesia berteriak : Ureaaaa!! (Mahal & langka ) ..

John Prasetio

Invasi militer di Ukraine oleh Russia adalah hal yang kemungkinan besar akan terjadi di Indonesia. Bisa dilakukan oleh Russia, Tiongkok, Amerika, atau negara lainnya. Pertanyaan lebih lanjut adalah apakah TNI dapat mempertahankan kedaulatan Indonesia saat ini apabila diserang secara militer oleh negara asing? Secara moral mungkin ya, tetapi bagaimana secara teknis? Apakah sistem persenjataan yang dimiliki TNI saat ini mampu untuk melawan agresi militer di abad ke-21 ini? Satu-satunya cara bagi TNI untuk mempertahankan kedaulatan & pertahanan wilayah Indonesia secara mandiri tanpa tergantung kepada negara lain adalah dengan memiliki senjata bom Nuklir bahkan Bom Hydrogen atau setidak-tidaknya Bom Atom. Invasi militer di Ukraine oleh Russia harus menjadi bahan evaluasi dan asessment penting mengenai kesiapan tempur TNI. Memperhatikan skala prioritas, pertahanan dan keamanan negara, bahkan keberlanjutan Negara & Bangsa Indonesia, rasanya tidak berlebihan apabila anggaran untuk proyek pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan sebesar Rp 500 triliun akan lebih baik dan lebih tepat sasaran digunakan untuk mengembangkan Bom Nuklir / Bom Hydrogen / Bom Atom. Bangsa Indonesia memiliki sumber daya bahan baku bom nuklir yang sangat melimpah yaitu Plutonium, Uranium, dan Rare-earth minerals. Pertanyaan yang sangat mendasar adalah apakah pemerintah berani mengambil keputusan untuk melakukannya? Sekedar berspekulasi, apabila Presiden Soekarno masih menjabat Presiden sampai tahun 1980-an, mungkin saat ini Indonesia telah memiliki Bom Nuklir !

Disway Reader

dan tdk ada pengangguran kecuali yg belum dapat pekerjaan

Pengamat Jalanan

Sudah beberapa kali, Pak DI dalam tulisannya selalu membahas 3 periode. Sebetulnya sejak kapan ide 3 periode ini? Kalau kita perhatikan, survei yang dilakukan LSI, baik lingkaran maupun lembaga, masih mencantumkan nama Jokowi sebagai capres, kok bisa? Ternyata, memang ada niat terselubung untuk menjadikan Jokowi 3 periode. Gus Dur ketika dipaksa lengser oleh SI MPR, berujar, “Tidak ada jabatan yang harus dipertahankan mati-matian.” Jadi, kalau Jokowi mempertahankan jabatan presiden ini mati-matian, patut dipertanyakan, ada apa? Itu saja.

Ben Real

Huluh huluh huluh huluh huluh huluh , Sulit rasanya bedain yang keluar dari mulut dan kentut.

Herman Romantika

Skenario akhir Perang Rusia-Ukraina ini nantinya jadi begini : Putin nanti jadi Presiden, Zelensky nantinya jadi Menteri Pertahanan.

Denik

Mari kita tanya Xi Jinping Yang lebih tahu mengapa migor jadi mahal, harga kedelai naik, pajak naik, bbm naik, listrik naik.

Muliyanto

Masalah buatmu Mas Leong?

CuNur Yani

Dua orang pemimpin perempuan ini dalam membuat keputusan mudah-mudahan lebih banyak menggunakan hati nuraninya; peribahasa Sundanya “sing asak-asaknya ngejo, bisi tutung tambagana”

Amat Kaselanovic

Jadi begini, Om, sepengamatan saya, perempuan memainkan standar ganda. Di satu sisi, sangat membenci kekerasan dari lelaki (KDRT). Di sisi lain, kalau lelaki tidak keras ia juga tidak suka. Di sinilah peran bijak lelaki diperlukan. Mengenai watak perempuan yang keras dan tegas, itu seperti “Karas-karas karak, limbah dibanyui lamah jua”. Di luar memang terlihat keras, tapi lembut hatinya.

omami clan

ijin nanya bah, saya driver ojol dari yang konon berasal dari negerinya putin. Apa saya juga punya andil walau sangat sedikit dalam perang ini, mengingat dulu orang ramai-ramai menyuarakan propaganda boikot produk Israel waktu mereka menyerang Palestina bahkan katanya ketika kita minum cola buatan mereka bak meminum darah anak-anak Palestina. Saya setiap hari membayar saldo ke aplikator minimal 25k, mungkin abah lebih tau dan berkenan menjawabnya

Achmat Rijani Fahmi

Di salah satu negara termiskin di daratan Eropa. Berlangsung pertemuan antara Menlu AS dgn Presiden Moldova. Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah membahas keinginan Moldova utk masuk ke dlm anggota Uni Eropa. Moldova berkepentingan untuk bisa menjadi bagian dari Uni Eropa. Kenapa? Mungkin kapan-kapan abah bisa menulisnya. Yang jelas anda semua pasti sudah tahu, jarak negara Moldova dengan pulau Crimea hanya sepelemparan rudal saja. Entah kenapa, Saya lebih suka membahas tentang Presiden Moldova, Miai Sandu. Sedikit banyak Presiden Moldova ini memiliki persamaan dgn Pemimpin Taiwan Tsai Ing-Wen. Sama-sama perempuan. Sama-sama pernah kuliah di AS. Tsai di Cornell University di NY, sedangkan Miai jebolan Harvard. Yang pasti, keduanya sama-sama Pro Amerika. Tsai Ing-Wen pemimpin wanita pertama di Taiwan, Ia terpilih kembali thn 2020 setelah sebelumnya menang melawan kandidat Pro Beijing. Setali tiga uang. Miai Sandu menjadi presiden wanita pertama di Moldova, Ia terpilih di thn 2020 jg. Setelah mengalahkan petahana sebelumnya yang pro Moskow. Dan ini yang paling menarik. Kedua-duanya sama-sama masih melajang sampai saat ini. Tsai 65 tahun. Miai 49 tahun. Entah, apakah ada korelasi kesibukan kehidupan berpolitik mereka dengan buntunya kehidupan mereka dalam berumah tangga. Wang Weixing, seorang peneliti Tiongkok mengatakan bahwa Tsai berhasil memimpin karena blm menikah dan memiliki anak. Dia banyak menulis analisis tersebut di situs koran International Herald Leader. Keras dan tegas mungkin sudah watak mereka berdua dalam memimpin. Ahh, mungkin Tsai dan Miai sudah lupa, kalo utk yg ‘keras-keras’ tinggal serahkan saja kpd bapack-bapack. Nah, untuk ibu-ibunya cukup tinggal….. ( amun sual nang ini serahkan aja lawan Bubuhan Amat yg lebih mengusai)

Buzzer NKRI

kalo nurut saya khusus om Leong kalau gelap di kamar jangan tiba2 terang, bisa kacau………. hahahaha

Leong Putu

Hahaha…. Komen ini bisa jadi senjata makan tuan…. wkwkwkwk …. Jadi tidak usah risau, bersyukur saja dijalani.

Komentator Spesialis

Kalau gelap artinya ada harapan untuk menjadi terang. Jadi tidak usah risau, bersyukur saja dijalani.

Ontoseno

Mungkin pemadaman listriknya hanya salah paham… Bosnya merintahkan padamkan lampu ruang rapat karena mau dipake presentasi.. Anak buah yang overaktif menerjemahkan padamkan sekalian listrik satu negara. Kan katanya anak buah yang baik itu yang bisa berbuat lebih dari perintah pimpinan…. Kalau pas hasilnya bagus, pimpinan tinggal mengklaim sebagai kesuksesan pimpinan, Nah, kalau salah tinggal pimpinannya nyalahin anak buahnya yang salah menerjemahkan perintah

Leong Putu

gemes aku Cak Mul… tadi saya kira hp saya eror… kok putih. sampai dua kali. lalu inget komentar dulu yang titik titiilk itu, baru nyadar kalau ketipu… hedeeeeh….

Opa sugi

Mantul sekali koment nya, menambah wawasan, ilmu dan sekaligus menambah info yang selama ini kita tidak ketahui, top banget, terima kasih sdh berbagi.

Robban Batang

Jare tuku trasi nanging ora bali-bali Ndhang balia ,Sri… Oo,ternyata Beliau orang Bali. #komen apa pula ini?

Liam

1997 Kuliah D3 di semester 3 jurusan manajemen, IPK 3.1. Lamaran kerja ke PT.Bumi Raya, PT urusan kayu paling gede di Pontianak pada masa itu belum ada panggilan. Saya minta uang semesteran sama Bapak yang lagi merokok di kursi. Asap nya ngebul, tebal sekali. Pas dengar permintaan saya. Muka bapak menjadi sangat keruh. Saya diam. Malam nya baring di ranjang, bantal susun dua, mikir panjang. Saya kalo tamat kuliah kerja, paling gaji 500-an rb (jaman orba, Cita-cita jadi Karyawan Bank saya yakin bisa masuk. Bahasa Inggris saya di atas rata-rata jaman itu. Ah…..tapi masih 2 tahun lagi. Itu kalo bikin skripsi lancar. Hmmm…kemaren dengar ke Taiwan gaji 2jt an sebulan. Fix sudah! Besok proposal ke Bapak. Pak, motor jual ya, buat biaya ke Taiwan paling habis 4jt. 2 bulan balik modal. Bapak Ok, Ibu Ok. Berangkat! Pengalaman kerja perdana saya malah langsung ke luar negeri. Di Jakarta nunggu dua bulan, kos di Jelambar. Di Taiwan saya 3 Tahun. Kayak Bang Toyib, tak pulang-pulang, karena lebih asik jatah mudik tahunan dari perusahaan, kalau tak diambil bisa diuangkan tiketnya, sekitaran 2jt. Taiwan sangat maju, minimarket bertebaran. Hak kami sebagai TKI full dikasih. Kamar AC, sarapan susu roti, makan siang, makan sore. Jaman saya sudah ada perkenalan sistem kerja 5 hari libur sabtu minggu, setiap dua minggu bergantian. Jadi seminggu kerja 6 hari, berikutnya kerja 5 hari. Jam kerja per hari 8 jam. Selebihnya di hitung uang lembur. Lembur 4 jam, ada bonus uang makan, ditotal gaji harian menjadi dua kali lipat jika lembur 4 jam. Makanya TKI di Taiwan misuh jika tak dikasih lemburan. Yang paling apes yang kena bagian kebersihan, pengangkutan sampah. Orang Taiwan sana tidak milih, diskriminasi, mata sipit pun, tidak pandai, bisa dipindahkan ke bagian kebersihan. Saya syukurlah kepilih jadi operator mesin, sekaligus penerjemah di bagian lingkungan pabrik, bahasa mandarin saya, seperti goyang Annisa Bahar, patah-patah. Bahasa Khek juga lancar. Mandor shift saya satu orang Khek. Minnan Hwa ,juga kurang lebih sama dengan bahasa Tio Ciu. Tapi lebih mirip ke bahasa hokkien nya Medan. Di Taiwan saya baca koran bahasa Inggris, kebetulan bisa Inggris hasil les 3 tahun. Murah, isinya banyak. Majalah dari Indonesia ada, datang sebulan sekali, tapi mahal isinya juga sikit. mas Masakan Indonesia juga ada, saban sore dua hari sekali mampir ke pabrik pakai pickup. Cukup murah 100NT$ udah pake rendang dan Ayam. Yang punya pickup makanan, Amoi Singkawang yang hijrah kawin sama bujang lapok Taiwan. Pabrik kami cukup besar, TKI ada dua ratusan orang. Jadi yang belanja cukup banyak. Ransum darurat kami Indomie, sekali beli satu atau dua dus, buat makan waktu shift malam dan waktu di mess jika lapar. Karena bacaan koran, isu yang paling menjual ya hubungan China Taiwan. Taiwan begitu dekat dengan AS. Saya baca Kota-kota di Taiwan di desain meniru desain kota-kota di US. Dari dulu Industri chip elekronik di Taiwan sudah mantab. Begitu pula nasib TKI nya, bonus tahunan bisa puluhan juta. Di Hsin Chu pabriknya. Perlu di ketahui, sebelum pasukan KMT masuk, sudah ada orang Cina lokal di sana. Yang datang belakangan dengan pasukan KMT dipanggil Ta Lu Ren. Orang daratan besar. Mereka cukup memandang rendah waktu itu kepada orang daratan Cina. Saya kalo ingat jadi ngekeh, sekarang apakah Taiwan lihat kemajuan China. Makanya jangan pandang rendah. Waktu berputar. Saya sih memandang Taiwan tak akan pernah diinvasi China. Orang Cina begitu menghargai uang dan kemakmuran. Jadi hal yang merusak kemakmuran adalah pilihan terakhir. Lagi… ada satu alasan lagi. Gegeran China-Taiwan cuma sandiwara buat menyenangkan Amerika, yang suka adu domba.


Editor : Sugeng Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : disway.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button