Tak Berkategori

Beda Pendapat soal Kondisi David

Masih koma, kondisi David (17) korban aniaya Mario (20). Kuasa hukum David, M Hamzah, kepada pers, Sabtu (4/3) mengatakan: “Koma hari ke-13 sekarang, masih di ICU.” Sebaliknya, dugaan korupsi ayah Mario, terus diungkap PPATK. Prihatin.

***

ISTILAH koma yang digunakan Hamzah, maksudnya tidak sadarkan diri. Atau pingsan. Dalam ilmu kedokteran, ada berbagai tingkatan koma. Sedangkan penjelasan Hamzah, begini:

Baca Juga

“Kondisi David sampai hari ini juga belum sadarkan diri. Jadi masih di ruang ICU, belum sadarkan diri, ya… Kita mohon doa, agar David segera pulih.”

Dirinci begini: “Kalau respons gerakan, atau buka mata, sudah. Tapi belum sadar. Buka mata, belum sadar. Seperti orang tidur kan kadang suka mengigau, buka mata, tapi dia belum sadar, dan belum merespons.”

Lebih rinci: “Maksudnya, kalau orang sadar, dan buka mata, harusnya kalau ia lihat orang yang dikenalinya, kan negur. Nah… ini belum begitu. Ia membuka mata sekali-kali saja, mengedip. Makanya masih dalam keadaan koma. Masih kritis-lah.”

Mundur, empat hari sebelumnya, Selasa, 28 Februari 2023, RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, tempat David dirawat, menggelar konferensi pers. Menjelaskan kondisi David.

Konsultan Perawatan Intensif, dr Franz JV Pangalila mengungkapkan kondisi David. Begini:
“Jadi begini, anak David ini memasuki hari ke-4 ke-5 di Mayapada Kuningan. Setelah memasuki 4 sampai 5 hari dia mengalami perkembangan yang cukup signifikan, progressive.”

Peristiwa penganiayaan Mario ke David terjadi Senin, 20 Februari 2023. Pernyataan dr Fanz, bahwa 4-5 hari, berarti per tanggal 24-25 Februari 2023. Disampaikan Franz di konferensi pers, Selasa, 28 Februaarri 2023. Berarti, kondisi David pada 3 – 4 hari sebelumnya.

Dilanjut: “Ya memang untuk kesadarannya itu ada perbaikan. Saya sampaikan pada saat ia masuk itu GCS-nya sekitar 4.”

GCS (Glasgow Coma Scale) pengukur tingkat kesadaran manusia. Digunakan di ilmu kedokteran internasional.

Franz: “Orang seperti kita itu biasanya GCS-nya 15. Dan sekarang ini anak David sudah mencapai 8-9. Itu merupakan perkembangan yang sangat signifikan. Dan ini terjadi pada waktu 4-5 hari (sejak David masuk RS).”

Dilanjut: “Saya tegas menyatakan, untuk kerusakan (otak) kita tidak bisa detail dulu. Karena ini masih dalam perkembangan.”

Sampai di sini, ada beda pandangan. Pernyataan dr Franz, Selasa, 28 Februari 2023, bahwa David membaik signifikan, progressive. Pandangan pengacara Hamzah, Sabtu, 4 Maret 2023, atau empat hari setelah pernyataan dr Franz, bahwa “David masih koma. Masih kritis-lah.”

Entah itu berarti kemunduran kondisi isi kepala David, atau beda pandangan antara dokter dengan pengacara. Tapi jelas beda.

Dikutip dari karya ilmiah enam ahli saraf Amerika Serikat, Graham Teasdale, Andrew Maas, Fiona Lecky, Geoffrey Manley, Nino Stocchetti, Gordon Murray bertajuk, “The Glasgow Coma Scale at 40 years: standing the test of time” (13 Agustus 2014) dipaparkan:

GCS diterbitkan pertama kali 1974 oleh Fakultas Kedokteran University of Glasgow, AS. Pencetusnya Guru Besar Bedah Saraf di situ, Prof Graham Teasdale dan Bryan Jennett.

Penggunaan GCS meluas pada 1980. Ketika edisi pertama Advanced Trauma and Life Support (ATLS). ATLS adalah program pelatihan untuk penyedia medis dalam pengelolaan kasus trauma akut, yang dikembangkan American College of Surgeons. ATLS merekomendasikan penggunaan GCS pada semua pasien trauma kepala. Fokus pada otak

Lanjut, pada 1988 World Federation of Neurosurgical Societies (WFNS) menggunakannya dalam skala penilaian pasien dengan perdarahan subarachnoid. Sejak itu GCS digunakan di seluruh dunia.

Premisnya: Manusia yang pingsan, lebih dari lima belas menit, setelah melalui proses standar tetap tidak sadar, maka perlu diperiksa dengan GCS. Bisa diterapkan pada manusia semua usia.

Indikator tubuh yang diperiksa ada tiga, berurutan: 1) Pembukaan kelopak mata. 2) Respon verbal. 3) Respon motorik. Urutan ini disusun sesuai tahapan orang pingsan. Buka mata. Verbal. Barulah motorik.

Hasil pengamatan di tiga indikator itu dikumpulkan. Lalu dirumuskan menjadi skor GCS, atau tingkat keparahan koma. Hasil skor GCS diakui oleh pencetusnya sejak awal diterbitkan, tidak 100 persen akurat menggambarkan kondisi otak pasien. Tapi, hasil GCS merupakan ringkasan sangat berguna bagi pemeriksaan lanjut.

Skor GCS terendah 3 (orang koma bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun). Tertinggi (normal) 15. Secara sederhana kalkulasinya begini:

1) Buka mata (Eye – E). Terdiri dari empat item: a) Tidak pernah membuka mata. b) Mata terbuka jika pasien merasa sakit. c) Pasien membuka mata jika ada suara. d) Pasien membuka mata tanpa ada stimulus apa-apa. Nilai terbaik ada pada item “d”. Nilai terbaik diberi skor: 4.

2) Respon verbal (Verbal – V). Terdiri dari lima item: a) Tidak ada tanggapan lisan. b) Pasien bersuara, tapi tidak bisa dimengerti. Misal bergumam. c) Kata-kata yang tidak pantas. d) Bingung. e) Berorientasi. Nilai terbaik (dari akumulasi item tersebut) diberi skor: 5.

3) Motorik (M). Terdiri dari enam item: a) Tidak ada respon motorik. b) Ekstensi abnormal terhadap nyeri. c) Fleksi abnormal terhadap nyeri. d) Penarikan dari rasa sakit. e) Lokalisasi rasa sakit. f) Mematuhi perintah. Nilai terbaik (dari akumulasi item) diberi skor: 6.

Maka, orang normal punya E, V dan M sempurna. Skornya: 15.

Pada kasus David, seperti dikatakan dr Franz, ketika baru masuk RS skor GCS-nya 4. Lima hari kemudian (Sabtu, 25 Februari 2023), menurut dr Franz, skornya jadi 8 sampai 9. Yang berarti, David sudah lulus di GCS tahap 1 dan 2.

Sedangkan laporan pengacara Hamzah kepada pers, Sabtu, 4 Maret 2023: “David masih koma. Masih kritis-lah.”

Tidak terlalu penting perbedaan itu buat publik. Tapi, terlalu sangat penting bagi keluarga David yang hari-hari ini sangat sedih, berharap kondisi terbaik buat David. Juga, mohon doa seluruh masyarakat Indonesia.

Pun, kasus ini disorot ratusan juta rakyat Indonesia. Terutama, ratusan juta warga Nahdliyin, karena ayah David, Jonathan Latumahina, Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor). Ratusan juta warga mendoakan kesembuhan David.

Sorotan publik sedemikian besar. Membuat kasus Mario menganiaya David melebar ke mana-mana. Dikomentari para pejabat tinggi negara.

Ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo yang pejabat Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, dicopot dari jabatannya oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam rapat internal pada Jumat, 24 Gebruari 2023.

Di hari yang sama, Rafael mengumumkan surat pengunduran diri dari ASN (Aparatur Sipil Negara). Tapi pengunduran diri itu ditolak Kementerian Keuangan, sebab Rafael dalam pemeriksaan KPK. Terkait hartanya Rp 56,1 miliar yang dinilai mencurigakan.

Terbaru, Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana kepada pers, Jumat (3/3) mengatakan, diduga Rafael punya geng yang mencuci uang (money laundering) hasil korupsi. Geng-nya membantu Rafael dalam pencucian uang.

Ivan Yustiavandana: “Kita mensinyalir ada PML (professional money launderer) yang selama ini bertindak untuk kepentingan RAT (Rafael Alun Trisambodo).”

Karenanya, ada rekening terkait Rafael yang diblokir PPATK.

Ivan: “Pemblokiran terhadap konsultan pajak yang diduga sebagai nominee RAT, serta beberapa pihak terkait lainnya. Nominal uang di rekening itu sangat besar.”

Dahsyat kasus ini. Kelakuan kejam Mario yang videonya tersebar luas, membongkar borok rekening terkait ayahnya. Bukan cuma pamer Jeep Rubicon dan Hardley Davidson. (*)

Editor: Sugeng Irawan


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button