Regional

Eksklusif City Guide 911 FM: Gubernur Khofifah ‘Pecah Telor’ Vaksin Difabel di Malang Raya

AMEG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Senin (2/8/2021) melakukan kunjungan kerja ke Malang Raya. Melihat vaksinasi massal di beberapa kampus. Sebelum berangkat kunker, dia memberikan waktunya. Khusus live interaktif bersama radio City Guide 911 FM.

Interview dilakukan Erika Rossa, jurnalis radio City Guide 911 FM (Arema Media Grup/AMEG). Berikut ini petikan yang disampaikan Gubernur Khofifah:

“Selamat pagi, seluruh warga Malang Raya. Tetap sehat tetap semangat yaa. Pandemi Covid-19 ini, juga dihadapi masyarakat dunia. Tidak hanya Indonesia. Atau Jawa Timur saja. Saya yakin. Warga Malang raya bisa melahirkan inovasi. Karena biasanya lahirnya inovasi out of the box, justru di saat-saat sulit semacam ini. Saya yakin warga Malang Raya bisa.”

Baca Juga

“Saya pagi ini akan ke kampus Unisma. Kemudian dilanjutkan ke UMM. Pemprov Jatim melakukan partnership dengan kampus yang punya Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit. Ini program Pemprov untuk percepatan vaksinasi. Kita libatkan semua lini. Saya melihat. Warga Malang Raya punya semangat vaksin luar biasa. Tapi nakesnya terbatas. Maka kita bangun partnership dengan kampus. Karena SDM nakes siap dan fasilitas cukup.”

“Vaksin hari ini di Unisma, khusus  untuk nakes. Dosis ketiga. Vaksinnya Moderna. Juga khusus disabilitas. Vaksinnya Sinopharm. Target Pemprov 350 ribu warga tervaksin. 10 Agustus, target 70 %. Tapi pelaksanaannya, kita menunggu kuota dari Kemenkes. Saya mohon maaf bagi warga yang semangatnya luar biasa. Masih harus menunggu.”

“Tapi yang spesifik dan khusus adalah sekarang. Saya sebut: pecah telor. Karena target dosis tiga bagi nakes. Terlaksana. Juga bagi difabel usia 18 tahun ke atas. Sekali lagi luar biasa semangat warga Malang Raya. Begitu antusias. Bahkan ada yang menghubungi saya. Dimana bisa vaksin.”

“Saat ini kita menunggu AstraZeneca dosis kedua. Untuk akses pendaftaran. Bisa melalui Dinkes masing-masing kota/kabupaten. Kalau pemprov, programnya partnership dengan kampus. Bisa 315 ribu. Tapi saat ini 197 ribu sehari. Tapi menunggu kuota dari Kemenkes. Pendaftaran selalu penuh, kemungkinan kecepatan akses. Dua hari lalu, saya ke Unej. Melakukan vaksin 5000 warga. Tiga jam sudah habis. Luar biasa. Kuota vaksin terbatas. Kebutuhan 4,2 juta vaksin. Mudah-mudahan Agustus sudah terpenuhi. Semua gratis.”

“Soal bansos, Tidak ada dana yang mampir di pemprov. Dananya mampir ke kab/kota. Ada yang langsung ke rekining yang bersangkutan. BLT melalui Dinsos. BST melalui Dinas Pemberdayaan. Bansos KUM melalui Dinas UMKM. Pemprov sifatnya koordinasi dengan Kementerian tertentu. Turunnya langsung ke kab/kota.”

“Bansos ini perlindungan sosial. Akibat dinamika saat ini. Seperti bencana alam. Covid bencana non alam. Bagi yang terdampak ekonomi. Tujuannya mendorong pelaku usaha mikro. Data sesuai mitigasi kab/kota. Pemprov buka pengaduan sudah tahun lalu. Laporkan jika ada yang belum tercover. Pemprov akan melakukan pengecekan. Supaya signifikan dan presisi. Jika dirasa ada yang kurang pas, sampaikan ke pemprov.“

“Regulasinya  UU 13 tahun 2011. Tentang penanganan fakir miskin. Sifatnya bottom up. Datanya dari RT RW, Kelurahan/Pemdes,  Kecamatan, Pemkab/Pemkot, ke Gubernur lalu disampaikan pada Kementerian. Tapi pemetaan ini belum berjalan. Saya ingin ini berjalan. Dengan data bottom up ini, pemerintah akan menentukan. Regulasinya seperti itu. Saya tidak tahu kenapa update data tidak berjalan efektif di daerah.”

“Mengenai layanan isi ulang oksigen gratis di Bakorwil Malang, alhamdulillah. Sudah jalan. Bahkan Malang Raya paling tinggi peminatnya. Ada juga di Sidoarjo. Surabaya. Gresik. Problemnya sama. SDM operator. Pemprov siap fasilitasi sarana. Tapi operatornya yang kesulitan. Tugasnya mengisi tabung 1 meter kubik hingga 6 meter kubik.”

“Selain masyarakat, juga melayani rumah sakit. Petanya dari kesediaan RS. Terkoneksi. Sehingga bisa langsung dikirim. RS diharapkan kontrak dengan Pemprov. Sehingga tahu kebutuhannya. Sehingga pabrik ada kepastian menyediakan. Gubernur sudah sampaikan ke daerah. Stok sangat cukup. 5000 meter kubik. Tak ada batasan sampai kapan. Tergantung perkembangan kebutuhan masyarakat.”

“Target pengendalian di Jatim. Keinginan kami, sama dengam daerah lain. Terkendali. Ada parameter. Pemerintah 3 T (testing, tracing, treatmeant). Kalau 5M kita semua. Masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas. Itu parameternya. Selama grafiknya tinggi, kita akan berupaya menurunkan.”

“Menjawab soal data pasien konfirm positif. Itu yang tahu riilnya pengelola lab atau rumah sakit. Bukan Walikota atau Dinas atau Pemprov. Kita dapat laporan. Sifatnya download (unduh) dan upload (unggah). Awalnya dari data RS atau lab. Data dari auto rilis pengelola lab atau RS. Langsung ke Kemenkes. Baru kita unduh. Lalu diunggah ke web Pemprov.”

“Saya berpesan dan berharap. Agar masyarakat menjalankan prokes. Pemakaian masker harus diperhatikan. Masker hanya 4 jam. Setelah itu ganti. Kalau dalam ruangan, saya pakai satu lapis masker (medis). Kalau diluar pakai dua lapis.” (*)


Editor : Yanuar Triwahyudi
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button