Disway

IKN Segitiga

YEIII… ini dia ibu kota negara yang baru: Nusantara. Saya sempat-sempatkan ke Nusantara. Dua hari sebelum Lebaran. Dengan tergesa-gesa. Setelah dari Kembang Janggut di pedalaman Kutai itu.

Saya malu. Sudah tiga kali menulis IKN. Belum pernah sekali pun ke sana. Padahal IKN itu hanya seloncatan kera dari kampung istri saya —kera Hanoman.

Saya akan menuliskannya secara berseri. Mungkin empat seri. Atau tiga. Atau lima. Mulai besok pagi. Saya harus mengendapkan dulu semua rekaman perjalanan itu. Yang hampir menguap dari otak selama Lebaran yang seru.

Baca Juga

Setelah melihat sendiri, kesan saya beda sekali: dibanding sebelum ke lokasi IKN. Bacalah sendiri: besok pagi.

Tiongkok kini juga punya IKN —ibu kota negara yang baru. Namanya: Xiong’an. Terjemahan bebasnya: perkasa penuh kedamaian.

Itu bukan nama ciptaan baru. Itu singkatan dari dua nama kecamatan: Xiong dan Anxin. Lokasi IKN baru Tiongkok ini memang menempati tiga kecamatan lama. Yang paling timur: Xiong. Yang paling barat:  Anxin. Di tengahnya, sebenarnya, masih ada satu kecamatan lagi: Rongcheng. Nama Rongcheng tidak diabadikan di nama itu karena letaknya di tengah.

Begitulah kebiasaan di sana dalam memberi nama. Terutama nama jalan tol. Misalnya jalan tol Beijin. Itu singkatan Beijing-Tianjin. Nama kota-kota yang dilewati tidak dimasukkan ke dalam singkatan. Semua nama jalan tol di Tiongkok seperti itu.

Berbeda dengan pemberian nama jalan tol di Indonesia: Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) atau Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Lembang-Cileunyi).

Ups… ada juga yang mirip di Tiongkok: Paspro —Pasuruan Probolinggo. Kota di tengahnya terlalu kecil untuk disebut: Grati dan Tongas. Saya melewatinya kemarin. Sepulang dari Banyuwangi. Juga berangkatnya.

Ngiler. Kalau saja jalan itu bisa sampai ke Banyuwangi. Rasanya Presiden Jokowi perlu satu periode lagi untuk menembusnya. Atau biarlah itu tugas presiden berikutnya. Atau jangan-jangan awal 2024 sudah bisa jadi.

Rasanya belum. Dari pembicaraan saya dengan kepala daerah di kawasan itu, terkesan pembangunan lanjutan tol itu melambat. Dan saya maklum mengapa begitu —semaklum-maklumnya. Anda pun sudah tahu.

Yang penting akan selesai. Suatu saat nanti.

Lokasi IKN baru Tiongkok itu tidak jauh: hanya sekitar 100 Km dari Beijing. Xiong’an terletak di tengah-tengah segitiga kota besar: Beijing, Tianjin, dan Baoding.

Saya sudah sering ke tiga kota itu. Beijing sudah tentu. Tianjin apalagi. Baoding? Di situ ada universitas kelistrikan terkemuka. Teman-teman saya banyak lulusan di situ.

Xiong’an akan jadi warisan  besar Presiden Xi Jinping. Sepanjang masa. Gagasan IKN baru itu memang murni dari pribadi Xi Jinping. Bukan usulan dari siapa pun.

Ide itu lahir di tahun 2014 —ketika Xi Jinping mulai menjabat presiden. Di awal periode pertama. Tahun 2015 mulai dilontarkan. Tahun 2016 desain sudah jadi. Tahun 2017 persetujuan didapat. Tahun 2018 mulai ada aturan: dilarang jual beli tanah di tiga kecamatan itu.

Tahun 2019 saya ke sana: melihat-lihat lokasi itu. Termasuk ke danau besar yang ada di tengahnya. Tahun itu pula pemindahan penduduk mulai dilakukan. Besar-besaran.

Selama pandemi tahun 2020 dan 2021 pengerjaan proyek IKN berjalan terus. Dengan kecepatan Hanoman. Saya tidak tahu sudah seperti apa sekarang. Belum bisa dapat visa untuk ke Tiongkok.

Namun sejak ke sana, secara rutin, saya memonitor perkembangannya: lewat media. Video-videonya beredar luas. Sangat mengesankan. Saya begitu ingin melihat kenyataannya di lapangan.

Belum bisa dapat visa.

Ledakan baru Covid di Shanghai memang sudah bisa diatasi. Sejak Jumat lalu. Tidak ada lagi kasus penularan baru.

Kemarin, penduduk Shanghai sudah boleh Lebaran. Telat satu hari dari Lebaran di Indonesia. Mereka sudah boleh keluar rumah —meski masih terbatas ke toko terdekat. Belum boleh keluar rumah melebihi 3 jam. Belum boleh pergi dengan mobil. Pun dengan sepeda pancal.

Shanghai perlu pembuktian. Apakah 0 kasus-baru sejak Jumat lalu itu akan 0 terus selama satu minggu ke depan. Setelah itu barulah PPKM dicabut.

Shanghai kelihatannya beres. Lebaran Shanghai ini disambut suka cita. Yakni setelah sebulan penuh mereka berpuasa: lockdown total. Sampai ada 60 perumahan yang dipagari keliling. Dengan pagar sejenis galvalum. Rapat. Kuat. Tinggi. Perumahan itu jadi mirip penjara.

Selesai?

Semoga.

Saya perlu visa.

Saya ingin ke Xiong’an. Apalagi setelah ke Nusantara pekan lalu.

Bisa?

Semoga.

Saya perlu ke sana.

Tapi ada waswas baru: kemarin, di Beijing dilakukan test masal. Jangan-jangan ledakan baru mengancam Beijing.

Semoga tidak.

Saya ingin segera ke IKN di sana.

Mungkin masih lama lagi —karena Covid-19 belum sepenuhnya selesai.

Kalau Xiong’an nanti jadi, saya belum dapat info: untuk apa gedung-gedung megah pemerintah pusat di sekitar lapangan Tian An Men, Beijing, itu.

Salah satu gedungnya, begitu besarnya sampai bisa untuk upacara militer di dalamnya. Yakni yang sebelah kanan lapangan (kalau kita melihatnya dengan posisi membelakangi Istana Kota Terlarang).

Waktu itu musim salju. Presiden SBY berkunjung ke Beijing. Harus diterima dalam upacara militer kenegaraan. Di lapangan Tian An Men penuh dengan salju. Maka upacara militer dilakukan di dalam gedung itu.

Sekali lagi saya ke gedung itu. Sebagai orang media: KTT Media Sedunia. Yang dibuka Presiden Xi Jinping.

Semua kantor pemerintah pusat itu harus pindah ke IKN baru. Demikian juga kantor-kantor pusat BUMN Tiongkok.

Inilah ibu kota baru yang dirancang sepenuhnya sebagai smart city. Biayanya: USD 580 miliar. Hitunglah sendiri.

Bandara internasional yang baru juga ada di dekat lokasi ini. Saya belum pernah mendarat di situ.
Yang —kata media— serba menakjubkan. Bandara itu diresmikan tepat menjelang pandemi.

Dari Xiong’an —juga dari bandara baru itu— ada kereta cepat generasi terbaru: menuju Beijing. Hanya 35 menit.
Xiong’an.

Duh, ingin ke sana.

Seperti apa sekarang.

Kalau pun ada revisi, kelihatannya ini: Xiong’an bukan lagi kota besar bawah tanah pertama di dunia. Kelihatannya tidak jadi. Dibatalkan.

Awalnya kota itu akan dibangun di bawah tanah. Sepenuhnya. Ternyata dalam pelaksanaannya sepenuhnya di atas tanah. Hanya saja Xiong’an akan menjadi kota cerdas generasi terbaru.

Kapan selesai?

Kalau pun tidak tambah periode, Xi Jinping sudah bisa meresmikannya. Di akhir periode keduanya.
Apalagi aturan konstitusi yang hanya boleh dua periode sudah dicabut. Dua tahun lalu.

Maka akan ada test di IG minggu depan: apakah nama ibu kota Tiongkok?
Anda sudah tahu. (*)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Terowongan Salju

Mister Xi

Akhirnya,,, inyong dpt jg singgasana, nom0r 4,,, meskipun foto profilnya tak muncul. Wkwkwkk

Amat Kasela

Selamat pagi penduduk Disway! Tulisan pagi ini dapat saya simpulkan dalam dua kalimat berikut. 1. Taiwan sudah mempelajari apa saja penyebab Rusia sulit menundukkan Ukraina. 2. Intinya, Taiwan menjadi lebih pede. Dapat juga disimpulkan dalam satu kalimat: “Sekarang Taiwan lebih pede”. Atau menjadi dua kata: “Taiwan pede”.

mzarifin umarzain

Tiongkok & Taiwan tak perlu perang. Orang miskin yg suka perang? Dialog saja terbuka, damai, jujur, win2 solution. Yg besar mengasihsayangi yg kecil. Yg kecil menghormati yg besar. Yg besar jangan nindas yg kecil. Yg kecil jangan kurang ajar.

Agus Suryono

POLITIK PERNIKAHAN.. MAS JIN PING Banyak negara mempersatukan dan atau mengambil negara lain melalui PERNIKAHAN POLITIK dan PERNIKAHAN FISIK. Anda bisa pertimbangkan alternatif ini. Meski saya belum kenal mbak Ing Wen, saya merasa beliau juga menarik lho. Ini akan MEMPERCEPAT TERCAPAINYA TUJUAN NEGARA. Dan bisa MENCEGAH PERANG DUNIA ketiga. Akan terjadi lebih banyak orang yang akan mendoakan Anda. Lebih banyak daripada yang menghujat Anda. @Kalau anda setuju dengan usulan ini, jangan lupa WA saya. Catatan: 1. Saya siap menjadi Tim Sukses anda 2. Juga siap menjadi KOMISARIS..

Agus Suryono

MESTINYA TNI JUGA BISA MENGAMBIL PELAJARAN DARI PERANG UKRAINA – RUSIA. Cukup dengan mendirikan Batalyon Drone Militer (BADROMIL). Saya suka guyon. Tapi usulan ini serius pak Panglima.

Jo Neka

No name. reply urutan reply sudah sebulan belum kelar perbaikannya, apakah menunggu harga minyak goreng turun?

Achmad Chamdani Eka P

Terowongan salju ini sebenarnya tidak perlu dibuat. Seandainya partai Kuomintang memerintah secara adil dan memakmurkan rakyatnya saat mereka masih menjadi penguasa di mainland. Perseteruan politik dengan partai komunis yang menyebabkan Chiang Kai Shek dengan Kuomintangnya tersingkir ke Taiwan. Hal yang semoga tidak terjadi di negara kita karena perseteruan cebong dan kadrun. Jangan sampai ada satu pihak yang akhirnya tersingkir dan mengungsi ke tengah hutan Kalimantan.

arif lein

Juergen Klopp, ketika posisi Liverpool tertinggal 2 – 0 dari Villareal : “‘Kuasai bolanya, banyaklah bergerak di belakang garis tinggi mereka. Dengan kecepatan yang kita miliki, kalian harus bisa mengkombinasikannya. Tapi jangan lupa perlihatkan daya juang hasrat ke final’.

rid kc

Sejak awal Rusia tidak ingin menguasai Ukraina akan tetapi hanya ingin demiliterisasi dan denazifikasi. Media Barat koar2 Rusia kalah dengan Ukraina karena tidak bisa menundukkan dan menguasai Ukraina. Itu media propaganda. Ingat bahwa Rusia hanya menyerang militer dan fasilitasnya di Ukraina bukan menguasai. Sekarang keinginan tersebut udah tercapai terbukti dengan hancurnya fasilitas militer Ukraina dan banyak tentara Ukraina yang menyerah dan kalah di medan perang. Sekarang yang perang adalah Nato dan AS yang berbaju militer Ukraina.

Dodik Wiratmojo

Apalagi ingin menaklukkan indonesia, negara kepulauan, sebelum menyerbu akan butuh logistik gila2an,pesawat angkut,kapal truk dlsbnya, berkaca dari ukraina ,indonesia harus lebih pd, punya nilai tawar yang lebih tinggi, roket grad,senapan lawan tank (istilah pindad) senapan mesin berbagai macam kaliber, amunisi tank, tank, panser, radar,kapal perang/selam semua sudah bs buat, anak robotika /elektro byk yg jago buat drone, rakyatnya jutaan, indonesia pantas jd negara besar, tapi energinya habis buat ngurusi radikal radikul,buzzer yg tak guna, buat nutupi ketdk becusan,islamphobia sudah lewat, barat sadar ada musuh lbh nyata, rusia,china,iran , yg punya nuklir,

Muchammad Lutfi Asyari

Bedanya alumni wartawan dan Profesor adalah wartawan wawasannya lebih luas daripada Profesor.Wartawan diajak ngobrol ngalor ngidul bakal nyambung.Masalah politik,hankam,budaya,sosial dsb pasti dikuasai oleh wartawan.Cuma penguasaan materinya hanya 10 %. Beda dengan profesor,hanya menekuni 1 fak sampai 100%. Anda tidak percaya?Abah DI sudah membuktikannya.Alumni pondok tapi jebule bahas sistem pertahanan negara Taiwan dengan gamblang dan tanpa ditutup-tutupi.Berlagak seorang pengamat militer.Hehehehehehe…..Padahal pengetahuannya cuma 10%.Bagi pembaca DI dianggap sudah top.Tapi bagi Jenderal yang membaca DI ini bakal geleng-geleng kepala.

Tom Hardy

Semua pertamsilan Taiwan dalam kesiapsiagaan perang melawan RRT sdh disampaikan abah melalui tulisan ini, tp ada satu yg msh kurang yg menurut saya sebagai kunci utama tdk mudahnya Rusia menguasai Ukraina, yakni jiwa patriotisme dan nasionalisme rakyat Ukraina yg melahirkan semangat juang tinggi mempertahankan negara sampai titik darah penghabisan. Msh ingatkah ada nenek2 yg angkat senjata, emak2 dgn segala kengototannya menghadang kendaraan tempur Rusia dan para petani yg membuat trap anti tank dan sekaligus bisa menguasainya. Itulah wujud jiwa patriotisme dan nasionalisme warga Ukrania yg blm disebutkan oleh abah sehingga menjadikan Taiwan benar2 apple to apple untuk menghadapi lawannya. Kalau rakyat Taiwan bgmn?

NoName

Saya punya strategi jitu bah mgkin bisa disampaikan ke nona Tsai-Ing Wen untuk perang menghadapi Xi Jin Ping dan sepertinya blm dipikirkan. Strategi balon udara, yg sdh diterapkan di Joga dan Semarang yg ternyata cukup merepotkan dan mengganggu navigasi pesawat. Lumayan paling tidak bikin pilot pesawat tempur gak bebas. Sekali2 contoh jg dong Indonesia yg rakyatnya kreatif dan multitalenta. Dah itu aja bah, klo berhasil tolong kasih tau saya.

Juve Zhang

Amerika menciptakan bom atom atas jasa orang imigran Yahudi yg lari dari kejaran Nazi Jerman yaitu Einstein yg bicara ke Presiden Amerika bahwa Jerman sedang buat bom atom, beda dengan Rusia mereka memang memiliki ahli sendiri buat bom atom, makanya sekarang Rusia punya Hypersonic Missile yg lebih maju dari Amerika dan negara-negara lain. Anti drone pun di kembangkan Rusia dengan “selimut” khusus buat tank tank nya supaya tidak disantap drone Turkiye. Otak Cemerlang Orang Rusia belum ada tandingannya. S400 Missile mereka tetap terbaik di dunia, bahkan sudah ada S500 buat konsumsi sendiri.

Johannes Kitono

Kenapa Tiongkok harus serang Taiwan dan kenapa Taiwan harus merdeka. Toh pemimpin kedua negara itu sudah tahu. Bahwa dimanapun terjadi Perang pasti hasilnya adalah sengsara bagi sebagian besar umat manusia di dunia. Para pemimpin didunia harus meresapi lagu IMAGINE nya John Beatles Lenon ( alm ) yang mendambakan dunia yang damai. Yang kuat bantu yang lemah. Yang kaya bantu yang miskin. Yang pintar ajarin yang bodoh. Yang agamis doakan yang dianggap kafir. Yang rajin motivasi yang malas . SSHB = Semoga Semuanya Hidup Berbahagia dan damai di bumi bagi umatnya, Amin.

LiangYangAn 梁楊安

Saya pribadi jauh lebih simpatik kepada Taiwan, dapat dibayangkan bagaimana perjuangan Taiwan untuk tetap survive yang hanya mempunyai hubungan diplomatik resmi (Kedutaaan Besar) di belasan negara saja, sementara dengan sebagian besar negara di dunia hubungan bilateralnya sebatas Kamar Dagang. Kenyataannya : Taiwan adalah negara industri maju, kekuatan ekonomi Taiwan sangat mapan, juga cadangan devisanya termasuk yang terbesar di dunia (ke-4 terbesar di dunia setelah Tiongkok, Jepang dan Swiss). Kalau kemajuan Tiongkok disebut-sebut Luar Biasa, maka saya pribadi menilai kemajuan Taiwan Lebih dari Luar Biasa.

*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id


Editor : Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : disway

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button