Nasional

Inilah Sosok Pay, Nyaman di Jalur Musik dan Bahagia Punya Keluarga, Tak Tertarik Jadi Komisaris

AMEG – Tak seperti Abdee Negara, gitaris Slank yang menerima tantangan jadi Komisaris Independen PT Telkom Tbk.
Sedangkan Pay, gitaris Slank sebelum Abdee Negara,  lebih nyaman tetap di jalur musik. “Gue udah nyaman di jalur ini, main musik, dan punya keluarga yang bahagia,”  kata bapak tiga anak ini dari perkawinan keduanya dengan Irene Anastasya Pricilia kepada ameg.id melalui telepon tak lama berselang.

Parlin Burman Siburian, nama lengkapnya adalah gitaris Slank tahun 1989 -1996, ia ikut melahirkan album Slank  ke-1 sampai ke-5.

Selain gitaris, Pay juga dikenal sebagai penulis lagu dan komposer.

Baca Juga

Pay adalah pencipta lagu  resmi Asian Games 2018 judulnya “Meraih Bintang” yang dipopulerkan penyanyi dangdut  Via Vallen. Lagu ini sudah  dicover ke  berbagai bahasa.

Pay mengawali karier dengan hijrah dari Sumatera Utara (Sumut)  ke Jakarta tahun1989 lalu. 

Pertama di Jakarta,  ia merintis karier  sebagai gitaris di studio rekaman. Ia banyak bekerja di balik album-album penyanyi cewek  produksi Deddy Dores. “Dari Kang Deddy,  saya belajar banyak,” kata Pay.

Tahun itu juga 1989, Pay gabung Slank. 

Formasi terbaik Slank tahun 1990 – 1996 ini adalah Kaka (vokal), Bimbim (drum), Bongky (bas), Indra Q (kibor) dan Pay (gitar).

Formasi ini melahirkan lima album legendaris Slank yaitu  “Suit Suit….He….He….” (Gadis Sexy)  (1990), “Kampungan” (1991), “Piss” (1993), “Generasi Biru” (1994) dan “Minoritas” (1996).

Slank awal berdirinya adalah band kumpulan anak-anak orang penting dan anak artis.

Indra Q (kibor) adalah anak almarhumah Titi Qadarsih. Kakek Indra adalah Menteri Pertanian di era Bung Karno.
Sedangkan kakek Bimbim adalah Gubernur Jakarta Soemarno Sosroatmodjo (1911-1991).

Artinya, Slank adalah band kumpulan anak-anak orang terhomat  pada zamannya.

Pay  lahir di Pematang Siantar, Sumatra Utara (Sumut) pada 2 Mei  1970.

Saat Pay dan dua personel lainnya keluar dari Slank, Bongky (bas) dan Indra (kibor), mereka  sempat hendak mendirikan “Sablenk” (Saya Bekas Anak Slank). Konsep group ini dirancang di studio Jackson Record, Pluit  Jakarta.
Namun nama yang akhirnya mereka pilih yakni BIP (singkatan Bongky – Indra – Pay).

BIP melahirkan lima album yakni “Turun Dari Langit” (2001) dan “Min Plus” (2002), Udara Segar (2004), Berangkat (2010) dan Mini Album “Bikin Indonesia Paten” (2019). 

BIP juga pernah merilis album  The Best Of BIP : “Ternyata Harus Memilih” (2003). 

Pay pernah terpilih sebagai salah satu gitaris yang tampil di album Gitar Klinik dan jam session bersama Andy Timmons di Hard Rock Cafe Jakarta. 

Bareng Andy Liany, Ronald, dan Once, Pay membentuk Fargat 27, dan merilis album “Seribu Angan“.

Dalam kehidupan pribadinya, Pay pernah menikahi  Cynthia Dewi Bayu Wardhani atau  lebih dikenal dengan nama  Dewiq, penyanyi dan penulis lagu berdarah Makasar, namun keduanya cerai.

Lalu, sejak 2010 Pay menikahi Irene Anastasya Pricilia dan  dikaruniai tiga anak. “Sekarang gue udah nyaman di jalur ini, main musik dan punya keluarga yang bahagia,, gak tertarik kayak dia (Abdee Negara yang jadi Komisaris PT Telkom Tbk), nggak lah,” katanya. (*)


Editor : Sugeng Irawan
Publisher : Iqbal Prastiya
Sumber : "-"

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button