Nasional

Jangan Tutupi Data Pasien Covid

AMEG – Forkopimda Jawa Timur mendampingi Menko Marves RI dan Menkes melakukan pengecekan di sejumlah tempat penanganan Covid di Malang Raya. 

Dalam kunjungan ini, Menko Marves

Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi Gunadi Sadikin turut hadir Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico, Kabinda Jatim bersama Pejabat Utama Polda Jatim dan Pejabat Utama Kodam V Brawijaya serta jajaran Forkopimda Kota Malang.

Baca Juga

Kunjungan pertama rombongan menuju BPSDM Kota Malang. Diawali mengecek Isolasi Terpusat (Isoter) pasien covid. Luhut mengatakan, ia akan terbuka dalam penanganan. Meskipun pasien tinggi. ia optimis. Jika para pasien bisa disembuhkan dan mengalami penurunan.

“Jadi jangan khawatir mengenai angka. Biarkan saja tinggi. Nanti kalau sudah kita obati, pasti turun,” ujar Luhut didampingi Forkopimda Jatim dan Forkopimda Kota Malang, Jum’at (13/8/2021). Ia menandaskan. Tidak perlu malu mengenai hal ini. Karena bukan aib. Penyakit ini bisa diatasi, kalau tetap mematuhi protokol kesehatan. 

“Jadi isoter ini sangat penting. Begitu nanti anda di-testing atau tracing, lalu anda kena. Ikut saja ke Isoter, disini ada dokternya. Ada makannya, ada obatnya, pengecekannya, ada semua dan tidak menularkan ke keluarga kita,” ujarnya 

Menko Marves ini berpesan masyarakat harus lebih berhati-hati dengan varian delta. Sebab menyerang sistem pernafasan. Bisa mengganggu saturasi oksigen hingga 80. Berakibat resiko kematian.

“Kalau di rumah obatnya belum tentu ada. Dokter pun tidak punya stok. Begitu juga nakes tidak ada. Jika ingin mengurus saturasi oksigen tidak ada. Lalu butuh oksigen untuk diri sendiri tidak ada stok. Disini masih tersedia,” tambahnya. Media dan Pemda jangan menutupi angka kenaikan pasien

“Saya ingin bapak dan ibu sekalian maupun teman-teman media. Sampaikan pada Pemda. Tidak perlu ada angka yang ditutupin. Biarkan saja dibuka. Karena itu masalah kita ramai-ramai kok. Tidak ada yang salah. Yang salah itu jika kita menutupi. Sementara jika terbuka, kita bisa menanagani. Pasti akan turun”, jelasnya.

Menteri Kesehatan juga berpesan masyarakat tidak perlu takut di swab. Karena 

jika terpapar, kemungkinan keluarga terdekat juga akan tertular. Sehingga antisipasinya bisa dilakukan swab lebih dulu.

“Karena kalau kita swab, kita mengetahui hasilnya. Itu bisa melindungi keluarga kita. Bahaya itu jika tidak mau di swab. Akhirnya tidak mengetahui. Justru jika di swab itu, kita bisa mengetahui hasilnya. Dan, yakin bisa disembuhkan,” pungkasnya. (*)


Editor : Yanuar Triwahyudi
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button