OlahragaSepakbola

Kiprah Eduardo Almeida di Asia

AMEG – PELATIH baru Arema FC, Eduardo Filipe Arroja Almeida, dalam 20 tahun karir kepelatihannnya sejak 2001, telah malang melintang di  17 tim di sembilan negara. Masing-masing Indonesia, Oman, Thailand, Malaysia, Portugal, Laos, Tanzania, Hungaria dan Hong Kong. Lima diantaranya, sebagai asisten pelatih. Selebihnya sebagai pelatih kepala di pelbagai level kompetisi.

Senin (3/5/2021) lalu, Eduardo Almeida yang asal kawasan Cabanas do Chao, di Alenquer, sebuah kota kecil pinggiran Lisbon (Portugal), resmi ditunjuk sebagai pelatih baru tim Singo Edan. Pelatih kelahiran 22 Maret 1978 itu, akan membesut Dendi Santoso dan kawan-kawan untuk satu musim kompetisi Liga 1 2021 mendatang.

‘’Saya sudah pelajari satu persatu dari 25 pemain lokal yang ada di Arema FC saat ini. Kami hanya tinggal menambah empat pemain asing saja. Soal target untuk Liga 1 2021 nanti, saya hanya bisa katakan, my target it’s try win all games, 34 games. Akan saya lalui dengan bekerja, bekerja keras.’’

Baca Juga

‘’Apa yang bisa saya janjikan, saya dan tim ini akan bekerja keras. Tiap pertandingan melakukannya dengan passion, hati dan attitude. Start with a win it’s always positive. Let’s keep our best for all season. Many work to do for be better day by day,” tegas Eduardo Almeida.

Dari sisi besaran nilai kontrak pun, rumornya dia kalah jauh, dibandingkan tujuh pelatih asing lainnya di tujuh klub peserta Liga 1 2021.  Baik dengan Alessandro Stefano Cugurra Rodrigues (Bali United/Brasil), Paul Munster (Bhayangkara-Solo FC/Irlandia Utara), Roberto Mario Carlos Gomez (Borneo FC/Argentina) maupun Robert Rene Alberts (Persib Bandung/Belanda).

Juga dibandingkan dengan Igor Nikolayevich Kriushenko (TIRA-Persikabo 1973/Belarussia) dan Jacksen Ferreira Tiago (Persipura Jayapura/Brasil). Kemudian Dragan Dukanovic (PSIS Semarang/Montenegro) dan pelatih PSS Sleman asal Serbia, Dejan Antonic.

Banyak kalangan yang masih awam, bahkan meragukan dengan capaian track record pelatih pemegang UEFA Pro Licence (2011) tersebut. Utamanya pengalaman dia dalam tujuh musim menukangi tujuh klub di kawasan Asia. Terakhir bersama Sohar SC pada kompetisi Oman Professional League 2020/2021.

Sebelumnya Semen Padang (Liga 1 Indonesia 2019), Ubon United (Thai League 2 Thailand 2019), Melaka United (Malaysia Super League 2017/2018) dan Lanexang United (Lao Premier League Laos 2014/2015). Termasuk T-Team (Malaysia Premier League 2013/2014) dan South China AA (Hong Kong First Division 2007/2008) sebagai asisten pelatih.

‘’Saya sudah tidak sabar datang ke Indonesia dan Malang. Bertemu dan berlatih dengan pemain semua dan staf pelatih. Oh ya, saya juga sudah rindu dengan makanan favorit, nasi ayam goreng atau lalapan ayam ya namanya. Pandemi Covid-19 membuat aktivitas di seluruh dunia menjadi tidak mudah, tapi kita tetap harus menghadapi.’’

‘’Saya ke Malang hanya sendirian saja. Anak-anak dan istri saya tetap tinggal di Lisbon, Portugal. Nanti kalau situasi sudah normal dan bagus, mereka sekali-kali liburan ke Indonesia,” imbuh Eduardo.    

Diperkirakan dia sudah bisa memimpin latihan tim, Kamis (20/5/2021) mendatang. Namun sebelum itu, dia harus melewati  masa karantina  protokol kesehatan pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Menjalani karantina selama lima hari di Jakarta dan tiga hari di Malang, begitu usai melalui penerbangan panjang 19 jam lebih Portugal-Indonesia.

Nama Eduardo Filipe Arroja Almeida, masuk dalam klasifikasi kandidat pelatih asing yang baru bagi Arema. Diantaranya mampu mengusai Bahasa Indonesia, memilki level tertinggi lisensi kepelatih (UEFA Pro Licence) dan mininal berpengalaman melatih di klub-klub kawasan Asia termasuk Indonesia.

Soal jam terbang, Eduardo Almeida melatih klub-klub di lima negara Asia sebagai pelatih kepala, dari sisi prestasi tak terlalu mengkilap. Kalau boleh lebih tepat disebut lumayan. Bagus tidak, namun tidak juga terlalu buruk. Meski dalam enam musim (2020/2021, 2019, 2018, 2017, 2015, 2013) tak satu pun tropi juara mampu dia raih.

Baik di liga domestik di Oman, Indonesia, Thailand, Malaysia maupun Laos. Total dia mencatat 66 laga dalam enam musim, atau rata-rata hanya 11 laga per musim. Membukukan 30 kemenangan, 14 kali seri, kalah 22 kali dan selisih gol 129-91 atau surplus 38 gol.

Tak pernah meraih satu pun kampiun atau gelar juara dan hanya sekali predikat runner up. Sekali tak sempat mencicipi pertandingan, lantaran kompetisi terhenti karena pandemi Covid-19. Satu kali membawa timnya harus terdegradasi.

Eduardo sejatinya sudah terbang ke kawasan Asia pada musim kompetisi 2007/2008 bersama South China AA di Hong Kong First Division. Tertapi dia menjabat asisten pelatih dibawah head coach asal Portugal, Jose Luis Lopes Costa e Silva.

Enam musim dan enam klub di Asia, terakhir dia hanya terikat kontrak 31 hari (1 April 2021-1 Mei 2021) bersama Sohar SC (Oman Professional League 2020/2021). Mengganti Badar Mubarak Saleh Al-Maimani, untuk putaran kedua. Tetapi kompetisi terhenti karena pandemi Covid-19. Dia tak sempat mencicipi satu pun laga.

grafis : mat kribo

Bersama Semen Padang pada Liga 1 2019, juga sebagai pelatih pengganti Rusli Safriyanto dalam 16 laga sisa putaran kedua. Hanya meraih lima kemenangan, lima kali seri dan enam kali kalah, sudah cukup menbawa tim Kabau Sirah terdegradasi ke Liga 2 2020.

Dia juga pernah membesut Ubon United di Thai League 2 Thailand 2019. Hanya bertahan lima laga dan harus terdepak setelah tiga kali alami kekalahan. Dia digantikan Thanaset Amornsinkittichote usai bertahan 103 hari.

Dua musim Eduardo pernah menukangi Melaka United, pada Malaysia Super League 2017 dan 2018. Menggantikan Eric Williams pada musim 2017, Melaka United finis peringkat ke-8 dari 12 tim.

Tetap pada musim 2018, Eduardo dicoret selepas putaran pertama dalam 12 pertandingan. Dia digantikan Elavarasan Elangowan, setelah dalam 88 hari membukukan hasil buruk lima kali kalah, tiga seri dan empat menang.

Mantan pelatih SL Benfica U16 pada Juniores U17  Portugal itu, pada Malaysia Premier League 2013 pernah menukangi T-Team (kini Terengganu II, Red.) hanya dalam dua laga saja.

Awalnya sebagai pelatih Akademi T-Team, dia kemudian diangkat sebagai pelatih caretaker menggantikan Peter James Butler asal Inggris. Meraih sekali seri dan sekali kekalahan. Timnya nyaris terdegradasi dan finis urutan ke-10 dari 12 tim.

Hanya saja, Eduardo Almeida pernah meraih hasil bagus ketika membawa klub Lanexang United, meraih posisi runner up dari 10 tim anggota Lao Premier League 2015. Dikontrak dalam durasi penuh 365 hari (1 Desember 2014-1 Desember 2015), Eduardo dalam 20 laga menorehkan 15 kemenangan, seri tiga kali, dua kali kalah dan selsih gol mentereng 67-16. (Ra Indrata)


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button