Kesehatan

Masuk Bilik Uap Oksigen Cafe, Badan Segar Covid pun Hilang

AMEG –  Batasan jam operasional cafe pukul 20.00 di masa PPKM Darurat, tidak berlaku di Oksigen Cafe di Dau, Kabupaten Malang. 

Eits, jangan gagal paham dulu. Cafe yang terletak di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau itu memang tetap beroperasi di saat cafe  disekitarnya mengakhiri jam operasionalnya. 

Cafe ini memilih tetap buka untuk melayani para tamu yang melakukan terapi penyembuhan virus korona, Covid-19. 

Baca Juga

Metode terapinya menggunakan uap hasil dari rempah-rempah pilihan.  Terapi uap herbal ini dipercaya bisa mempercepat penyembuhan virus korona yang bersarang di pernafasan.  Selain itu, bisa membuat tubuh menjadi lebih fresh.

Metode terapi uap herbal ini baru ada di dua tempat. Yakni di kediaman Daya Sundara di Jalan Tawangargo Kecamatan Lawang, pencipta bilik terapi uap herbal dan satunya di Oksigen Cafe Dau. 

Owner Oksigen Cafe, Bambang Sugianto menjelaskan, alat terapi uap di cafenya  diberi nama Seupi (Sehat Diuapi).

Nama tersebut diberikan oleh tokoh  nasional Eep Saifulloh Fatah ketika mencoba terapi uap herbal pada 29 Mei 2021 lalu.

“Agar maksimal, sekali terapi waktunya  minimal 10 menit. Menghirup uap herbal ini sangat penting, karena uap hasil rempah-rempah ini bisa tembus hingga sinus paranasal,” jelas Bambang kepada ameg.id.

Apabila uap herbal ini memiliki suhu 50 derajat celcius, dikatakan Bambang, secara otomatis virus akan menjadi lumpuh.

Sedangkan pada suhu 60 derajat celcius, virus akan menjadi lemah. “Nah, ketika di suhu 70 derajat celcius, maka virus akan mati,” tegas pria yang juga seniman teater ini. 

Setiap orang yang masuk ke dalam bilik uap, secara otomatis tak hanya membunuh virus di dalam tubuh saja. Namun juga membunuh virus yang menempel di bagian tubuh luar dan pakaian yang dikenakan.

“Jika cuci tangan virus yang mati hanya di bagian tangan saja. Sedangkan ketika masuk ke dalam bilik ini, seluruh virus yang ada di luar maupun dalam tubuh otomatis akan mati atau minimal menjadi lemah,” ujarnya. 

Bambang yang juga penulis dan sutradara film ini mengatakan,  virus akan mati karena faktor suhu panas hasil rebusan rempah-rempah. “Rempah-rempah ini fungsinya banyak sekali. Selain mampu mematikan virus, uap dari hasil rempah-rempah mampu membuat tubuh menjadi fresh,” katanya.

Terapi uap  ia jelaskan menggunakan rempah-rempah di antaranya  daun minyak kayu putih, sereh, dan banyak lagi tanaman herbal. 

Alat terapi uap herbal itu sengaja ditempatkan di cafe atas saran Daya Sundara, owner Exxel Mandiri pencipta bilik uap herbal “Sebelumnya, Pak Daya melakukan hunting. Dia melihat di cafe banyak dikunjungi orang. Sehingga dia berinisiatif untuk menaruh alat tersebut di cafe ini,”  kata Bambang. 

Tak main-main, bilik  uap  terbuat dari bahan stainless steel, kaca akrilik dan berbagai alat lain. Sedangkan uap dihasilkan dari tungku yang didalamnya diberi air bercampur tanaman herbal. Uap itu disalurkan ke dalam bilik. 

Menurut Bambang, alat ini bisa mendukung program pemerintah untuk memutus penyebaran virus korona yang semakin meluas ini. Karena itu, di saat PPKM Darurat ini banyak warga yang datang untuk terapi uang. 

“Saya tidak bisa menolak karena warga yang datang ingin terhindar dari virus korona. Ada yang datang untuk pencegahan dan ada yang untuk penyembuhan,” tutur Bambang. “Hasil testimoni yang pernah positif Covid, Alhamadulillah sekali beruap besoknya negatif,” sambungnya. 

Ia optimis, dengan cara menaruh alat tersebut di tempat-tempat keramaian seperti di pasar, pertokoan dan fasilitas umum lainnya, akan  didatangi banyak orang. Maka sebaran Covid-19 bisa  diminimalisir.

“Bayangkan saja, jika dalam satu hari, satu alat dikunjungi oleh 100 orang untuk melakukan terapi. Secara otomatis sudah bisa membantu memutus mata rantai persebaran Covid-19,” katanya.

Di Oksigen Cafe, terapi uap herbal itu diberikan secara cuma-cuma alias gratis.  Hal itu direspon baik oleh masyarakat. 

“Masyarakat sangat antusias, terutama para mahasiswa yang banyak datang ke sini. Karena setelah satu kali mencoba, mereka ketagihan dan ingin mencoba lagi,” ungkap dia.

Selain digemari para kawula muda juga disukai para lansia. Bahkan ada nenek usia 80 tahun setiap dua hari sekali datang terapi uap. Nenek ini mengaku merasakan efek luar biasa setelah melakukan terapi uap herbal. “Nenek itu ngakunya  tidur jadi nyenyak, nafsu makan bertambah dan nafas menjadi lega,” ungkap suami dari Lintang,  penulis cerpen ini. 

Salah satu penikmat uap herbal yang hadir di Oksigen Care, Kiai Rani mengaku, setelah terapi alat tersebut ia yang memiliki sinus, hidung menjadi lebih plong. Ia   merasakan tubuhnya menjadi lebih segar dan fresh.

“Saya baru pertama kali ini mencoba alat tersebut. Saya kira bau uap herbalnya menyengat. Namun setelah di coba baunya tidak menyengat dan cenderung segar,” katanya.

Ia ceritakan, ketika masuk ke dalam bilik uap herbal  rasanya seperti melakukan sauna. Banyak keringat keluar dari dalam tubuh.  Setelah keluar dari bilik, keringat itu langsung hilang. (*) 


Editor : Sugeng Irawan
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button