Musik

Melati Pernyataan Cinta

Etalase Band, Pop Rock Romantis dari Surabaya

Lagu-lagu bertema romantis sedang booming belakangan ini. Kisah cinta sepasang insan dalam balutan nada banyak digaungkan pula oleh musisi-musisi muda. Termasuk Etalase Band. Grup musik asal Surabaya itu menelurkan sejumlah single tentang cinta dengan lirik romantis. Namun membawakannya dalam gaya pop rock yang asyik.

***

AMEG – Aktif sejak 2014, mengalami pasang-surut dan berkali-kali, hingga bongkar pasang personel. Itulah Etalase Band. Namun semua itu merupakan rangkaian proses perjalanan. Sekaligus memberi mereka lebih banyak waktu untuk menemukan formasi ideal. Seklaigus mengumpulkan materi lagu.

Baca Juga

Personel awalnya adalah Sahtanta Eka Prananta Tarigan (Eka) sebagai pemain gitar, Teddy Yehezkiel (Teye) sebagai vokalis. Choesnul Arifin (Kus) di drum, Pram sebagai bassist, serta Dhoto sebagai kibordis. Ketika itu grup mereka masih bernama Pedekate Band. Baru berjalanan beberapa bulan, Pram dan Dhoto mengundurkan diri.

Untuk mengisi posisi kosong, Teye, yang awalnya menjadi vokalis, bergeser pada posisi bass. Vokalis penggantinya adalah cewek manis bernama Septi. Pedekate memakai format empat personel, yang bertahan hingga kini. Namun hanya formatnya saja yang tetap. Sempat bertahan beberapa tahun, Septi mengundurkan diri.

Alhasil, anggotanya tinggal tiga orang saja. Yakni Teye, Eka, dan Kus. Mereka mencoba mencari vokalis pengganti Septi yang cocok. Di sela waktu luang sebelum menemukan vokalis baru, mereka berproses bersama untuk mengumpulkan materi lagu. Sekaligus menentukan karakter vokal yang cocok untuk membawakan karya-karya mereka.

Personel Etalase Band (Foto: Istimewa)

Ketiganya bersepakat mengubah nama band mereka menjadi Etalase. Ini bisa dimaknai sebagai sebuah harapan. Seperti halnya etalase toko yang memajang barang-barang berkualitas terbaik. ’’Etalase tempat mempertontonkan keragaman karya kami. Yang disuguhkan kepada para penikmat musik,’’ tutur Teye.

Baru tiga tahun lalu mereka menemukan vokalis pengganti. Namanya Nicko Nyoto Mulyono. ’’Kami menemukan kecocokan antara materi lagu dengan warna vokal Nicko,’’ jelas Eka.

Pengaruh Beragam

Foto: Istimewa

Setelah berlatih rutin dengan vokalis baru, mereka menemukan keunikan yang baru pula. Masing-masing personel ternyata mendapatkan pengaruh dari berbagai musisi. Baik dari dalam maupun luar negeri. Tentu influence masing-masing sangat mempengaruhi gaya bermain mereka.
Eka, misalnya, mengidolakan musisi-musisi hard rock. Seperti Red Hot Chili Peppers, Dream Theatre, dan Boomerang. Teye mengaku terinspirasi gaya bermain Matt Tennikoff dari Hillsong. Ia juga mengidolai Deep Purple dan Radiohead. Sementara gebukan drum Kus sangat terpengaruh oleh Muse, Coldplay, dan Foo Fighter. Sedangkan Nicko paling menyukai vokalis-vokalis unik. Seperti Bruno Mars, Freddie Mercury, Callum Scott, dan lain-lain.

’’Keragaman warna masing-masing itulah yang membentuk kekhasan musik kami. Perpaduan dari semua bentuk musik, menjadi satu dalam genre pop rock yang unik,’’ ujar Eka, yang juga mengelola Pink Studio Musik di daerah Tenggilis, Surabaya tersebut.

Nama Etalase ternyata membawa hoki. Setelah rekaman, mereka mengajukannya pada beberapa label di Jakarta. Banyak label yang meminang mereka untuk bekerjasama. Ketika itu Etalase menjatuhkan pilihannya pada Shelino Music.

Single pertama mereka yang berjudul Pemilik Cinta dirilis pada Oktober 2019. Liriknya ditulis Teye. Sedangkan aransemennya digarap sendiri oleh mereka. Promo single dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Tak lupa, mereka juga melakoni wawancara radio maupun media massa di sejumlah daerah.

Musik mereka pun mendapat sambutan luas. Di berbagai platform streaming, lagu itu lumayan laris. Banyak dilirik oleh pencinta musik, terutama kaum muda. Tema cinta dan romantisme dalam balutan pop rock dinilai unik. Sehingga mengangkat nama Etalase Band.

Single kedua, Dengarlah, dirilis pada Maret 2020. Single tersebut juga menuai kesuksesan yang sama. Sayang, pandemi datang. Mereka vakum berpentas selama beberapa bulan.

Namun, keadaan yang serba terbatas dan banyaknya waktu senggang justru membuat mereka semakin produktif. Karya-karya baru dihasilkan. Bahkan, mereka memberanikan diri untuk membentuk label indie. Yakni RMJ Record. ’’Tahun ini kami sudah berada di bawah naungan label pribadi, RMJ Record,” ujar Eka.

Nuansa Rock Kental

Foto: Istimewa

Mei lalu, Etalase kembali merilis single. Judulnya Melati. Mendengar judulnya, pasti yang terbayang adalah bunga mungil berwarna putih yang harum sekali. Namun, Melati tak selembut kembang. Nuansa rock pada lagu itu justru lebih kental daripada lagu-lagu sebelumnya.

Pukulan drum dalam tempo cepat, raungan gitar dengan distorsi, ditambah permainan typing ala Balawan, didukung dengan lengkingan vokal Nicko yang mencapai nada-nada tinggi. Sekalipun rock, nuansa romantisnya masih sangat terasa. Terutama dari liriknya.

Melati bercerita tentang seorang pria yang terpukau dengan kecantikan seorang gadis. Ia berniat menyatakan cinta. Nicko membintangi sendiri klip video yang dirilis di YouTube dua pekan lalu (30/5). Sedangkan tokoh perempuan dalam klip itu diperankan seorang model bernama Sherly.
’’Klip video Melati jadi menarik, karena Nicko benar-benar nembak Sherly. Ia menyatakan cintanya. Dan bagian itu masuk dalam potongan adegan,’’ cerita Eka dengan antusias.

Memang benar. Sepanjang lagu, kita disuguhi permainan musik Etalase. Namun tiba-tiba kamera beralih menyorot adegan ketika Eka dan Sherly saling berhadapan. Tanpa musik. Pada momen itulah Nicko menyatakan cinta pada Sherly, gadis yang telah lama dikenalnya. Diterima, nggak? Rahasia, dong…

Hadirnya Etalase di dunia musik Indonesia menghadirkan warna baru dalam segi kreativitas dan eksplorasi musikal. Dalam waktu dekat, Etalase akan merilis Extended Play (EP). Yakni mini album yang berisi tiga lagu. Termasuk Melati. Dua lagu lainnya adalah Terlanjur Mencintaimu dan Penakluk Cintamu. Kita tunggu bareng-bareng, ya! (*)


Editor : Sugeng Irawan
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : Di's Way

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button