Kabupaten Malang

Mikir Soal Cinta Segi Tiga Maut

Pembunuhan Dini Nurdiani (26) oleh Neneng Umaya (24) mengharukan. Neneng ditahan di Polres Bekasi, punya bayi usia setahun yang harus disusui. Polisi teguh pada posisi penegak hukum.

***

KABID Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan kepada pers, Kamis (19/5) mengatakan, kasus pembunuhan harus dilihat dari dua sisi: Pelaku dan koban.

Baca Juga

Pelaku Neneng punya tiga anak, usia 5, 3 dan 1. Si bungsu masih disusui. Sedangkan korban Dini, lajang, tapi jadi tulang punggung keluarga.

Zulpan: “Korban DN bekerja outsourcing bagian cleaning service di Plaza Bank Mandiri, Jakarta Pusat. Di situlah dia berhubungan dekat IDG (Ivan Dwi Gusmanto) yang juga cleaning service di situ. IDG suami tersangka NU.”

Dua sisi sama-sama jadi korban. Pembunuh dan terbunuh. Tapi, pembunuhan adalah kejahatan luar biasa, yang tak termaafkan.

Fakta baru hasil penyidikan polisi, Neneng sudah dua kali mengingatkan Dini, via WA, agar menjauhi Ivan Dwi Gusmanto.

Peringatan pertama, setelah Neneng membaca chat WA antara Ivan dengan Dini di April 2022. Di situ Dini menagih Ivan yang janji akan menceraikan Neneng.

Dijawab Ivan, pendaftaran cerai setelah Lebaran. (Idul Fitri, 2 – 3 Mei 2022). Dini dengan manja lalu bertanya, apakah dia boleh ikut menemani Ivan mendaftar cerai ke Pengadilan Agama? Dijawab: Boleh.

Ivan dalam pemeriksaan polisi, ia akui ada chat tersebut. Ia juga mengakui berniat menceraikan isterinya, Neneng. Tidak sebut alasan.

Membaca chat itu, Neneng panas. luar biasa. Ia mengingatkan Dini agar menjauhi Ivan. Karena sudah beristeri dan beranak tiga. Tapi, menurut Neneng, selingkuh Ivan-Dini masih berlangsung.

Neneng mengingatkan sekali lagi. Tetap tak dihiraukan Dini.

Baru-lah Neneng merencanakan pembunuhan Dini. Diam-diam Neneng menggunakan HP Ivan, chat WA ke Dini, mengajak bukber Selasa, 26 April 2022, atau lima hari jelang Lebaran.

Terbukti, Dini menyambut chat itu dengan antusias. Terbukti, Dini mengabaikan warning. Sehingga Dini dihabisi Neneng di Cibubur.

Kasus ini jadi trending topic di medsos sepanjang pekan ini. Menarik perhatian masyarakat. Ada yang bersimpati pada tersangka, ada yang menghujat.

Tak kurang, Psikologi forensik dari Universitas Indonesia, Reza Indragiri Amriel kepada pers, Senin (16/5/2022) mengatakan:

Tersangka syok berat ketika membaca WA suami, bilang akan cerai ke selingkuhan. Diperkirakan, tersangka mengalami depresi. Itu bisa jadi faktor pemaaf, atau pengurangan hukuman, terhadap tersangka di pengadilan, kelak.

Reza menyebut, parameternya ada tiga, begini:

Pertama, tersangka membunuh semata-mata karena ada provokasi eksternal.

Kedua, jeda waktu antara panasnya amarah dengan saat pembunuhan, singkat.

Ketiga, tindakan pelaku setara dengan penderitaan dia akibat perbuatan korban.

Reza: “Pelaku mengalami depresi. Sedangkan depresi, gerbang menuju bunuhdiri. Artinya, kalau dia tidak membunuh selingkuhan suami, ya dia bunuhdiri.”

Dari komentar itu terasa, ada pembelaan buat tersangka. Padahal, ini tersangka pembunuhan. Pun, yang direncanakan. Pasal yang dipakai polisi, Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana. Ancaman hukuman mati. Atau setidaknya 20 tahun penjara.

Pembunuhan yang bukan karena beladiri, tidak pernah dimaafkan. Meskipun dari pengakuan tersangka kepada polisi, Neneng pelaku tunggal. Dia perencana sekaligus eksekutor, sampai pembuangan mayat Dini.

Penyidik sudah memeriksa Ivan, suami Neneng. Ivan dinyatakan tidak terlibat. “Suami tersangka tidak tahu perencanaan sampai pembunuhan. Ia baru tahu, setelah isterinya ditangkap polisi,” kata Zulpan.

Jika benar Neneng pelaku tunggal, maka perempuan itu begitu kuat. Baik fisik maupun mental. Menikam tubuh manusia bertubi-tubi, tidak gampang. Apalagi, Neneng sudah menyiapkan pakaian ganti dari rumah. Lalu berganti pakaian setelah pembunuhan. Berarti dia paham, bakal bermandi darah musuh.

Tapi, berdasarkan penelusuran wartawan, ada yang ganjil terkait pengakuan Ivan kepada polisi.

Wartawan menyebutkan, keluarga Ivan kontrak rumah petakan di Jalan Lubang Buaya RT01/10, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Pintu rumah cat hijau.

Mpok Ami, tetangga Neneng di rumah kontrakan itu, menceritakan kepada wartawan, keluarga Ivan sudah cukup lama kontrak rumah di situ. Tapi, keluarga ini dinilai tertutup. “Kagak pernah ngobrol dengan tetangga, gitu…” ujar Mpok Ami.

Ada satu yang janggal. Menurut Ami, Ivan sekeluarga meninggalkan rumah tersebut secara diam-diam, sehari setelah Lebaran.

Dikaitkan dengan kronologi pembunuhan Dini, rentetan waktunya begini:

Selasa, 26 April 2022 jelang sore, Dini dibunuh Neneng di tanah kosong sepi dekat Perumahan Citra Grand Cibubur, Bekasi.

Kamis, 28 April 2022 kakak Dini, Ryan, melapor ke Polsek Cengkareng, Jakarta Barat, bahwa Dini menghilang, atau laporan orang hilang.

Minggu, 1 Mei 2022 siang, mayat Dini ditemukan warga. Dilaporkan ke polisi. Hasil pemeriksaan, diketahui bahwa itulah Dini, tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat, yang dilaporkan hilang.

Jumat, 13 Mei 2022, barang bukti senjata pembunuhan ditemukan. Kasus terungkap. Neneng ditangkap polisi. Dalam pemeriksaan awal, Neneng langsung mengakui membunuh Dini. Dengan kronologi tersebut di atas.

Seandainya keterangan Mpok Ami benar, Ivan sekeluarga meninggalkan rumah secara diam-diam sehari setelah Lebaran, ada yang ganjil. Sebab, artinya:

Rabu, 4 Mei 2022 pagi, rumah Ivan sudah kosong. Sampai kasus tersebut terungkap.

Dari kronologi itu, bisa ditafsirkan, setelah mayat Dini ditemukan (1 Mei 2022), yang kemudian diberitakan media massa, lantas tiga hari kemudian Ivan sekeluarga meninggalkan rumah secara diam-diam. Mengapa?

Apakah berarti Neneng sudah cerita ke suami tentang pembunuhan itu, setelah penemuan mayat Dini? Ataukah, Neneng sudah cerita ke suami, sebelum penemuan mayat? Atau sebelum pembunuhan? Atau saat perencanaan pembunuhan?

Fakta di lapangan itu tidak cocok dengan pengakuan Ivan kepada polisi, bahwa ia tidak tahu perencanaan hingga pembunuhan Dini, sampai dengan Neneng ditangkap polisi, Jumat, 13 Mei 2022.

Seandainya terbukti tidak cocok, maka dipertanyakan, mengapa Ivan bohong ke polisi? Mengapa Ivan tidak mengaku saja ke polisi, bahwa ia tahu pembunuhan, setelah pelaksanaan pembunuhan, Selasa 26 April 2022? Atau saat perencanaan?

Semua itu masih didalami polisi. Meskipun polisi sudah menyatakan, bahwa Neneng pelaku tunggal.

Betapa pun, dengan Neneng dibui, tiga anaknya sudah menderita. Parah. Apalagi seumpama Ivan terlibat.

Peristiwa ini jadi pelajaran menarik bagi masyarakat. Yang, kini perselingkuhan semakin sering terungkap. (*)


Editor : Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : Ameg.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button