Lifestyle

Suka Jadi Phubber? Sadari Bahayanya!

MOMEN empat mata tentu sangat istimewa. Pun halnya, kebersamaan dengan banyak orang di dekat kita, bisa menjadi hal yang sangat bermakna.

Akan tetapi, pernahkah sobat AMEG merasa seperti sendirian, meski ada teman atau orang lain di depan kita? Atau, ketika teman bicara yang tak begitu fokus pada apa yang tengah diperbincangkan bersama? Sebaliknya, perhatian justru lebih tertuju pada gawai atau ponsel di tangan.

Ya, mungkin kita semua pernah mengalaminya. Bahkan, saat ini banyak kita temui pemandangan serupa, entah itu saat kongkow-kongkow di kedai kopi, kafe, atau ketika saat bersantai di rumah bersama anggota keluarga.

Baca Juga

Hal ini demikian itu adalah fenomena phubbing, kependekan dari phone snubbing. Phubbing merupakan kosa kata baru, yang berarti tindakan acuh seseorang dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada gawai ketimbang berinteraksi atau melakukan percakapan.

Perilaku phubbing memang tampak sepele, karena tidak merugikan orang lain. Akan tetapi, tidak sedikit kajian yang menjadikan kebiasaan ini bisa berdampak serius bagi orang lain, terlebih pada orang yang baru kita kenal, atau bahkan orang dekat sekalipun.

Dilansir dari beberapa sumber, phubbing bisa menjadi permasalahan psikologis dan mental pelakunya. Perilaku ini berawal dari kebiasaan yang seakan tak mau lepas dari gawai. Ini disebut sama halnya juga dengan kecanduan perangkat gadget ini.

Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan dari phubbing ini? Paling nyata, adalah bisa menyebabkan masalah komunikasi yang mengganggu relasi. Siapapun akan mudah merasa kesal jika kurang diperhatikan.

Phubbing yang terlalu berlebihan, bisa menimbulkan perasaan diabaikan, bahkan disepelekan, jika terlalu sering tidak diperhatikan karena kalah dengan perhatian pada gawai.

Bagi orang yang baru kenal, atau yang lebih dewasa dan punya kedudukan, sebisa mungkin phubbing harus dihindari. Jangan sampai kebiasaan phubbing yang kita lakukan memunculkan kesan tidak baik, acuh dan kurang sopan.

Phubbing yang berlebihan, juga bisa membuat kita menjadi pribadi yang acuh sekeliling, dan mencitrakan diri kita sebagai manusia asosial. Jika ini terjadi, maka bukan tidak mungkin kita sendiri akan mudah dikucilkan.

Niat baik dan kesempatan bermakna dari orang lain yang sedianya akan sampai pada kita, justru bisa berbalik jika kita sendiri lebih asyik dengan gawai kita.

So, bagaimana sobat AMEG! Lebih memilih ketinggalan status atau sapaan chat netizen sosmed, atau kehilangan kesempatan serta teman dan orang dekat kita karena phubbing? (*)

Choirul Amin

Recent Posts

{{ keyword }}

{{ text }} {{ links }}

4 bulan ago

{{ keyword }}

{{ text }} {{ links }}

4 bulan ago

{{ keyword }}

{{ text }} {{ links }}

4 bulan ago

Real Count Sirekap Dihentikan, Sudirman Said Menilai Pemilu 2024 Bermasalah

AMEG.ID, Indonesia - Co Kapten Timnas Pemenang Anies-Muhaimin Sudirman Said menyebut penghentian tayangan real count…

7 bulan ago

Aksi Massa Dukung Proses Hukum Soal Dugaan Korupsi Ganjar Pranowo

AMEG.ID, Indonesia - Massa yang merupakan aliansi masyarakat Jawa Tengah menggelar aksi di depan kantor…

7 bulan ago

Dindik Jatim Bekali Ratusan Guru untuk Hadapi Era Digital

AMEG.ID, Jawa Timur - Dinas Pendidikan Jawa Timur membekali ratusan guru untuk siap menghadapi tantangan…

7 bulan ago

This website uses cookies.