Nasional

Sukarno- Hatta!

DI Kota Wisata Batu ada jalan bernama Jalan Proklamator. Jalan tersebut menjadi jalan utama masuk ke Kota Wisata Batu dari arah Kota Malang tepatnya dari Karangploso, melalui Kecamatan Dau. Sebelumnya jalan yang berada di wilayah Kecamatan Dau tersebut tidak bernama, sempit, padahal menjadi jalan alternatif yang sangat penting disamping jalan utama Malang – Batu melalui Sengkaling.

Sebelum itu masyarakat hanya mengenalnya sebagai jalan Desa Dadaprejo atau jalan Desa Pendem, dan dianggap masih berada di luar Kota Batu. Anggapan orang yang datang dari arah Karangploso, mereka baru masuk Kota Batu apabila telah melewati Jalan Patimura, sebelum belok menuju ke Selecta atau ke Alun-alun.

Dengan terbentuknya Pemerintahan Kota Batu, untuk memudahkan secara pendataan dan legalisasi baik penduduk, usaha, perkantoran, perumahan maupun sebagai identitas wilayah, maka harus ada nama untuk sebuah jalan. Karena itu jalan utama untuk masuk ke Kota Wisata Batu dari arah Karangpoloso itu sangat penting, dan sangat perlu perlu diberi nama. Tetapi apa nama yang pas untuk jalan itu?

Baca Juga

Ada keinginan untuk memberinya nama pahlawan. Atau nama presiden setelah Bung Karno, misalnya Soeharto, atau BJ Habibie, Gus Dur, Megawati atau Susilo Bambang Yudhoyono. Akhirnya dipilih, dan disepakati, jalan tersebut bernama Soekarno-Hatta, dua nama yang sudah menyatu sebagai proklamator.

Foto: istimewa

Satu lagi, ada satu jalan penting untuk masuk ke Kota Wisata Batu yang juga belum diberi nama, yang berada di kawasan Jalibar. Awal saya menemukan jalur kawasan Jalibar ini ketika dulu sering naik motor trail. Kalau turun hujan sangat licin karena jalan masih berlumpur, dan bila malam sangat gelap karena belum ada lampu penerangan. Kawasan ini masih tertinggal dibanding tetangganya, Desa Oro Ombo dan Desa Tlekung.

Alhamdulillah saat ini kawasan Jalibar menjadi berkembang pesat, dengan keindahan alamnya, meskipun saat ini saya belum pernah merasakan kebangkitan Jalibar.

Jalan penting di kawasan Jalibar ini sangat istimewa, karena bisa membuka akses langsung ke pusat Kota Malang, yaitu Kawasan Dieng yang dikenal sebagai kawasan perumahan elite, dan Universitas Merdeka. Bahkan mereka yang datang dari arah Kepanjen akan bisa akses langsung ke Kota Batu, sehingga memudahkan para wisatawan yang datang dari Kabupaten Malang karena memiliki jalur alternatif.

Jalur alternatif ke Kota Batu dari arah inilah yang saat ini menjadi jalur penting, tetapi juga belum memiliki nama. Nama jalan sangat penting, yang sangat diperlukan oleh warga di kawasan itu. Nama untuk jalan bisa saja tokoh nasional, atau mantan presiden, tetapi bisa juga tokoh lokal atau nama yang mengingatkan pada suatu peristiwa. Misalnya nama Munir, aktivis yang lahir dan besar di Kota Wisata Batu, perlu juga dilihat jasa dan kabaikannya, untuk kemudian dipakai sebagai nama sebuah jalan. Kenapa tidak? Jalan-jalan pedesaan, yang sekarang kondisinya sudah sangat bagus, dan indah, bisa juga diberi nama tokoh-tokoh lokal.

Sebagai contoh, kehadiran Balai Kota Among Tani, sekarang ini lebih dikenal karena peran masyarakat. “Hal kecil kadang tidak nampak, padahal penting. Beda dengan hal yang nampaknya besar, padahal tidak penting. Atau, yang mudah kadangkala tidak mampu dikerjakan, sedang yang dikehendaki hanya pekerjaan yang sulit. “

Sahabat ER , Semarang 23 Maret 2023.


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button