Regional

Tahap Assesment Ijen Geopark Tersendat Pandemi Covid-19

AMEG – Usulan Ijen Geopark yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso dan Pemkab Banyuwangi pada Global Geopark Unesco, hingga saat ini masih tersendat pandemi Covid-19.

Wilayah situs warisan Bondowoso Banyuwangi ini, pertama kali diusulkan pada sekitar Agustus 2020. Namun, hingga saat ini tidak ada progres, padahal baru tahapan assesment.

Pantauan media ini, Pemerintah Kabupaten Bondowoso mengikuti pra-assessment oleh GGN Internasional Expert UNESCO, Dr. Guy Martini secara virtual pada 28 Oktober 2021 lalu.

Baca Juga

Usai itu, rencananya akan dilakukan assesment langsung oleh tim Global Geopark Unesco, pada sekitar Februari atau Maret 2022 ini. Namun belum ada kabar pastinya.

Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso, Moelyadi mengaku, asesment diperkirakan akan dilakukan bulan Mei 2022 ini. Karena, rencana assesment sempat berubah-rubah, mengikuti perkembangan pandemi Covid-19.

“Berita terakhir ini kan bulan Mei, tapi kalau terjadi lonjakan lagi ya bisa mundur lagi,” ujarnya.

Ia menegaskan, tim di Bondowoso siap kapan saja jika hendak dilakukan assesment. Karena selama ini pihaknya terus melakukan pembenahan dari berbagai sektor. Baik secara fisik atau pun administrasi.

Kesiapan fisik khususnya infrastruktur, lanjutnya, telah sesuai dengan standar. Kendati, masih ada kekurangan sedikit yang memerlukan pembenahan. Seperti infrastruktur jalan menuju kompleks Mata Air Panas Blawan, Puncak Megasari, dan ke Guo Buto di Kecamatan Cerme.

“Tapi secara kasat mata sudah bisa dilalui oleh para wisatawan maupun pengunjung dari luar. Tapi secara administrasi pun kita sudah siap,” urainya.

Untuk semakin memantapkan kesiapan assesment, rencananya Disparbudpora bersama Komisi 3 DPRD Bondowoso pada 9-12 Maret 2022, akan melakukan studi tiru ke Gunung Sewu Global Geopark.

Pihaknya akan melihat apa saja yang dipertanyakan oleh asesor selama proses assesment di kawasan itu. Sehingga nantinya bisa mengejar kekurangan.

“Makanya kami kenapa kita difasilitasi oleh Komisi 3 juga yang membidangi kami, mitra kami. Jadi beliau bisa tahu, sehingga untuk mengeluarkan kebijakan bisa selaras,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi 3 DPRD Bondowoso, Sutriyono mengatakan, memilih Gunung Sewu Global Geopark sebagai lokasi studi tiru, karena dinilai lebih ‘ruwet’ dalam prosesnya. Mengingat diampu oleh tiga wilayah. Sehingga ada banyak hal yang bisa dipelajari.

Untuk diketahui, Gunung Sewu Unsesco Global Geopark sendiri berada di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta; Wonogiri, Jawa Tengah; dan Pacitan, Jawa Timur.

“Mungkin ruwetnya lebih ruwet, tiga wilayah. Kita belajar kesitu bagaimana pengelolaan, bagaimana persiapan, menjelang kedatangan asesor itu,” ujarnya.

Karena Tertunda, Komisi 3 DPRD Bondowoso akhirnya memberikan ‘Catatan’ Atensi Persiapan Ijen Geopark. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk lebih menyiapkan materi poin penilaian yang akan dilakukan.

Untuk informasi, Terdapat tiga konten dalam penetapan Goepark yakni Bio, Geo dan Culture. Di Bondowoso, ada 19 titik yang direncanakan masuk dalam kawasan Geopark.

Untuk situs Geologi diantaranya Kawah Ijen, Kalipahit, Kawah Wurung, Sumber Air Panas Blawan, Air Terjun Blawan, Air Terjun Little Niagara,
Air Terjun Gentongan, Black Lava Plalangan, Puncak Megasari, Batu Soon Solor dan Air Terjun Tol-tol.

Kemudian untuk Biological site sendiri diantaranya Kebun Stroberi, Kebun Kopi Rakyat, serta Hutan Pelangi.

Adapun untuk yang budaya memasukkan situs-situs megalitikum Gua Buto di Kecamatan Sumber Wringin, Guo Buto di Kecamatan Cerme, Singo Ulung, Tari Molong Kopi, serta Tari Topeng Konah. (*)


Editor : Zainullah
Publisher : Ameg.id
Sumber : Ameg.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button