Pendidikan

UMM Raih Predikat Kampus Bintang Tiga Dunia

AMEG – Dalam upaya memantapkan langkah internasionalisasi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih predikat kampus bintang tiga dari lembaga QS Stars. Humas UMM, Minggu (27/6/2021) menyampaikan. Predikat tersebut diraih, Kamis (24/6/2021). 

Raihan ini melengkapi rekognisi internasional yang sudah didapatkan sebelumnya. Seperti UniRank dan AUN-QA. 

Asisten Khusus Rektor Bidang Akreditasi Internasional UMM, Drs Suparto M.Pd. menerangkan. QS Stars merupakan publikasi tahunan peringkat universitas yang dilakukan oleh Quacquarelli Symonds (QS). 

Baca Juga

Sistem penilaian QS terdiri dari keseluruhan aspek dan subyek peringkat global. Bersama liga regional independen (Asia, Amerika Latin, Eropa dan Asia Tengah, Wilayah Arab, dan BRICS). 

Pemeringkatan ini adalah satu-satunya peringkat internasional yang telah menerima persetujuan dari lembaga ranking internasional. Satu level dengan Academic Ranking of World Universities and Times Higher Education World University Rankings. 

Suparto menjelaskan, ada dua model penilaian QS Stars, yakni rating dan ranking. Adapun bintang tiga yang diraih UMM kali ini merupakan hasil dari penilaian rating berdasarkan beberapa aspek. 

“Ada delapan aspek yang dilihat oleh lembaga ini. Mulai dari fasilitas, internasionalisasi, pengajaran, employability, teaching, academic development, program strength, social responsibility serta inclusiveness,” terang Suparto.

Menurutnya, predikat bintang tiga ini memiliki banyak manfaat bagi perguruan tinggi. Salah satunya sebagai standing academic UMM serta pengakuan di tingkat dunia. 

Di samping itu, juga untuk memudahkan jalan kerjasama dengan universitas dan lembaga internasional lainnya. Pun kemudahan untuk menggaet mahasiswa internasional.

Suparto menilai, langkah ini sejalan dengan program internasional yang sudah UMM canangkan. Misalnya saja usaha UMM dalam meningkatkan akreditasi dan sertifikasi internasional. Membangun kerja sama, pengabdian serta publikasi internasional. 

“Kini UMM ‘kan berada di fase ketiga, yakni obtaining international recognition. Maka dari itu, kami akan terus bekerja keras agar bisa mencapai predikat world class university,” terang Suparto.

Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin M.Si. mengungkapkan. Salah satu kerangka besar capaian UMM adalah internasionalisasi. Utamanya rekognisi yang diperoleh baik dari lembaga pemerintah, non-pemerintah, maupun kampus di level internasional. Begitupun dengan lembaga sertifikasi, pemeringkatan serta akreditasi.

Syamsul menilai bahwa UMM memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Terhitung sudah hampir 60 tahun Kampus Putih berkecimpung untuk mencerdaskan bangsa. Menurut Syamsul, sudah waktunya UMM mendapat rekognisi di berbagai level, baik nasional maupun internasional.

Menanggapi raihan bintang lima untuk sub kategori employability dan facilities, Syamsul menegaskan bahwa hal itu merupakan hasil dari proses panjang yang sudah dirancang sejak lama. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Mendikbud juga turut mempercepat proses tersebut. 

“Sebagai universitas dengan predikat kampus Islam nomor satu dunia versi UniRank, UMM tentu memiliki ikhtiar kuat dalam menjalankan MBKM agar mampu mengantarkan lulusannya ke dunia kerja yang baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. bersyukur atas predikat bintang tiga yang diperoleh. Menurutnya, predikat ini sudah cukup bagus dan dapat menjadi rekognisi internasional yang strategis. Meski begitu, UMM masih akan terus memperbaiki berbagai aspek untuk bisa mendapat predikat bintang lima dalam waktu dekat.

Fauzan juga mengungkapkan bahwa hasil ini merupakan bukti apresiasi QS Stars (lembaga yang berkantor di London, Inggris) atas berbagai perbaikan yang UMM lakukan di beberapa lini. 

Meski telah meraih bintang lima pada aspek fasilitas, UMM masih bertekad untuk terus membangun berbagai sarana pendukung lain yang berlandaskan pada asas fungsional.

Sedangkan raihan predikat bintang lima pada aspek employability UMM, menurut Fauzan, hal ini tidak lepas dari iklim pembelajaran di UMM yang terus dikembangkan demi meningkatkan keterserapan. Sehingga para lulusan siap bersaing dalam dunia kerja yang lebih luas. 

“Keterserapan yang bagus akan semakin baik jika dibarengi dengan kecepatan yang baik pula,” pungkasnya. (*)


Editor : Yanuar Triwahyudi
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button