Malang Raya

Sehari 500 Tangan Jahil Mencoba Meretas Batu Tracking 19

AMEG – Sejak dikembangkan tahun 2020, aplikasi buatan anak bangsa bernama Batu Tracking 19, yang diproduksi oleh PT Among Tani Kemilau dibawah naungan Among Tani Foundation (ATF) mulai digandrungi masyarakat.

Saat ini, jumlah download aplikasi tersebut sudah mencapai 2000 user dan jumlah aktif penikmat aplikasi tersebut mencapai 1000 user. Meski masih terhitung baru, aplikasi tersebut sudah banyak mendapatkan gangguan dari tangan-tangan tak bertanggungjawab untuk meretas aplikasi tersebut.

Direktur PT Among Tani Kemialu, Jauari Akhmad mengatakan, pihaknya selama dua bukan terakhir ini bekerja keras untuk menyingkirkan tangan-tangan yang mulai iseng terhadap aplikasi Batu Tracking 19. Bahkan, pernah dalam satu hari jumlah kiriman dari orang tak bertanggungjawab mencapai 200-500 kiriman.

Baca Juga

“Beberapa kali kami sudah diganggu, tetapi tidak sampai masuk ke dalam aplikasi. Sehingga baru masuk pada fase fair well sudah kami singkirkan,” ujar Jauari kepada ameg.id, Sabtu (12/6/2021).

Sementara itu, untuk keamanan data di dalam aplikasi tersebut. Lantaran, terdapat satu menu yang berfungsi melakukan kepengurusan administrasi, dirinya menjamin keamanan data tersebut akan selalu terjaga.

“Untuk keamanan data, saat ini kami sudah menerapkan single sign on (SSO). Sehingga hanya warga Kota Batu yang bisa masuk dalam kepengurusan data  adminstrasi dengan cara memasukkan nomor NIK,” katanya.

Disisi lain, dirinya juga menjelaskan, untuk data yang diinput dalam aplikasi layanan administrasi tersebut bukan data yang sifatnya fital ataupun krusial. Karena pihaknya hanya melakukan input data yang sifatnya identitas saja.

“Aplikasi ini kami buat bukan untuk menyamai atau menandingi aplikasi yang telah diterbitkan oleh Pemkot Batu khususnya Dispendukcapil. Namun aplikasi ini adalah aplikasi pelengkap dari aplikasi yang telah ada,” katanya.

Dia menjelaskan, jika aplikasi Pemkot Batu terkoneksi dari Pemdes dan Kecamatan. Sedangkan untuk aplikasi Batu Tracking 19 akan menyambungkan dari masyarakat hingga Pemdes. Sehingga warga yang ingin bertransaksi administrasi penyuratan bisa melalui aplikasi tersebut.

“Aplikasi ini juga bertujuan untuk mewujudkan visi Batu Road to Digital. Untuk mencapai visi itu harus dimulai dari setiap masing-masing individu atau masyarakat,” ujar Jauari.

Setelah melakukan soft launching di Desa Pandanrejo, sekitar dua bulan ke depan pihaknya akan bergesar ke desa atau kelurahan lain. Untuk target selanjutnya, pihaknya akan bergeser ke Kelurahan Songgokerto.

“Kami memilih Songgokerto menjadi lokasi ke dua, karena kami melihat, di sana merupakan tempat wisata yang ditinggalkan. Sehingga, sangat perlu dibangkitkan lagi melalui proses digitalisasi melalui aplikasi Batu Tracking 19,“ tandasnya.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Batu, Ony Ardianto  mengapresiasi gagasan luar biasa yang telah di keluarkan oleh ATF. Oleh karena itu, agar aplikasi tersebut bisa terus berkembang dengan baik, pihaknya akan senantiasa mensuport.

“Kami berharap melalui aplikasi tersebut bisa bersinergi dengan aplikasi milik Pemkot Batu. Sehingga bisa kami bagi pakaikan dengan instansi dan stakeholder yang ada. Sehingga bisa menambah kekayaan data dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

Disisi lain, melalui aplikasi Batu Tracking 19, pihaknya sangat  yakin bisa mensuport program yang telah digagas oleh Diskominfo Kota Batu, yakni Smart City. Dimana ketika program tersebut didukung oleh smart village maka akan lebih cepat untuk berkembang. (*)


Editor : Yanuar Triwahyudi
Publisher : Iqbal Prastiya
Sumber : "-"

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button