KesehatanKota MalangLifestyleMalang Raya

RSUB Luncurkan Pain Center

Ketua Tim Pain Center RSUB dr Ristiawan Muji Laksono saat memberikan sambutan secara virtual.

AMEG- Penyakit nyeri dan kanker bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Hampir 40% masyarakat Indonesia, menderita kedua penyakit ini sampai meninggal dunia.

Karena itulah Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) melaunching pain center yang menjadi barometer dalam pengobatan dan pemulihan bagi penderita.

Baca Juga

Dalam grand launching, secara virtual dari Studio UBTV, Rabu (27/10/2021) digelar diskusi tema ‘Multidisciplinary Pain And Palliative Care Center’. Narasumber dari Indonesian Pain Society dan World Institute Of Pain.

Direktur Utama RSUB dr Sri Andarini M Kes mengatakan, sebagian besar masyarakat Indonesia sangat tidak memperhatikan kondisi badan dan kesehatannya, yang bisa saja diserang oleh dua penyakit ini.

“Faktornya bisa dari lingkungan, pola makan yang berlebihan, hingga pernah mengalami kecelakaan tapi tidak perlu penanganan lebih lanjut. Itu sangat berbahaya, karena sangat berpengaruh dalam kinerja nyeri maupun otot,” ucapnya.

Landasan itulah membuat pihaknya mendirikan pain center tidak hanya digunakan bagi mahasiswa kedokteran, namun juga sebagai tempat pengobatan serta konsultasi bagi masyarakat.

“Tujuan kami tidak hanya sebagai wadah mahasiswa kami dalam mengembangkan studinya, masyarakat pun yang menderita penyakit ini dapat menikmati pelayanan yang sangat memadai sesuai dengan SOP,” terangnya kepada reporter Arema Media Group.

Ketua Tim Pain Center RSUB dr Ristiawan Muji Laksono Sp AN KMN FIPP menyebut, masyarakat bisa menikmati pelayanan pain center dengan datang langsung ke RSUB.

“Kami menyediakan nomer WhatsApp di akun media sosial RSUB. Nanti warga yang menjadi penderita ini maupun yang mengeluhkan adanya gejala, bisa datang ke pain center,” terang dia.

Pain center idak hanya melayani di tempat saja, namun juga menjemput bola ke penderita yang tidak bisa datang ke RSUB.

“Kita juga akan siap jemput penderita yang tidak bisa bergerak dari rumahnya. Dengan alat-alat yang berasal dari Belanda dan Jerman,” tandas dia. (*)


Editor : Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : Ameg.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button