AMEG – Hampir semua kalangan masyarakat,saat ini, mulai dari anak anak, mengemari olahan makanan yang berasal dari daging ayam. Tak heran ayam merupakan menu favorit, yang begitu populer di Indonesia.
Selain rasanya yang lezat dan harganya cukup terjangkau, menu yang satu ini bisa diolah dengan berbagai macam pilihan. Mulai dari bakaran, goreng hingga di campur dalam masakan berkuah. Seperti soto ataupun sup ayam.
Hal ini yang melandasi pasangan Dodid Edi Jogawidada dan istrinya Yetty, 30 tahun lalu. Tepatnya mulai 11 Juli 1991. Dengan melirik bisnis kuliner berbahan dasar ayam, dengan mendirikan rumah makan Ayam Goreng Tenes. Di Jalan Tenes No 12. Kauman Malang.
Ditemui di warungnya, Dodid yang kini berusia 65 tahun, menceritakan awal mula berdirinya bisnis ayam goreng miliknya. Diawali krisis keuangan, yang melatarinya mencoba berbagai macam jenis usaha. Yang naik turun bahkan ada yang gulung tikar, akhirnya pasangan ini menjatuhkan pilihan ke usaha ayam goreng. Karena cukup favorit diterima masyarakat, sebagai peluang usaha baru.
“Mengolah masakan dari nol, dengan belajar secara otodidak mengenai kuliner berbahan daging ayam, hingga cukup layak dihidangkan. Kemudian fokus masakan Jawa Timur yang gurih dan krispy, dengan khas bumbu rempah. Itulah yang paling membanggakan dan berkesan kala itu,” ungkap Dodid.
Kini pasangan yang memiliki tiga orang anak dan dua cucu tersebut, bisa menikmati hasil kerja kerasnya. Ayam Goreng Tenes miliknya, begitu melegenda dan menjadi salah satu ikon kuliner Kota Malang. Sebagai destinasi wisatawan yang selalu ramai di kunjungi penikmat kuliner ayam goreng khas Jawa Timur yang terkenal gurih.
“Saat ini Ayam Goreng Tenes terus mengalami perkembangan. Terutama untuk menunya yang di up-date hampir setiap tahun. Saat ini sudah terdapat menu menu best seller lainya. Seperti olahan seafood cumi cumi, kepiting dan udang. Tidak ketinggalan makanan nusantara pecel lele, gurami, aneka penyetan telur dan tempe dan tidak ketinggalan sayur sayuran dan urap fresh bagi yang sedang menjalankan diet,” tambah Dodid.
Tidak lengkap rasanya jika menyantap ayam goreng, tanpa dipadankan dengan aneka sambal yang mengugah selera. Warung yang kini memiliki cabang di kawasan Bintaro Tangerang tersebut, tersedia juga aneka sambal yang pastinya pedas. Mulai dari sambal terasi, sambal tomat, sambal mangga, sambal tempe dan penyetan.
“Menikmati Ayam Goreng Tenes akan di berikan spesial sambal, yang teksturnya mirip dengan sambal bajak. Ditambah dengan kecap khusus yang membuat rasa ayam goreng berbeda dari yang ada pada umumnya. Untuk harga masih cukup terjangkau. Mulai dari Rp18 ribuan untuk seporsi ayam dan pelengkapnya, hingga Rp80 ribu untuk satu ekor ayam yang bisa dinikmati bersama keluaga,” tegasnya.
Terkait masalah Pandemi, Dodid Edi Jogawidada yang merupakan warga asli Malang ini mengungkapkan, dirinya mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan menganggap hal tersebut merupakan yang terbaik. Meski diakui mengalami penurunan omzet lebih dari 50 persen dan sempat berhenti beroprasi selama tiga bulan saat awal masa pandemi lalu.
“Di masa seperti ini banyak orderan pelanggan delivery yang dilayani. Termasuk juga adanya menu ayam goreng frozen yang bisa di bawa pulang sebagai bentuk adaptasi selama kondisi pandemi,” katanya.
Wahid Nurrahman, anggota DPRD Kabupaten Probolinggo dari Fraksi Golkar, merupakan salah satu penikmat Ayam Goreng Tenes dan selalu menyempatkan diri untuk mampir saat berkunjung ke kota Malang. Baik saat kunjungan tugas sebagai wakil rakyat, ataupun mengunjugi putra putrinya yang kebetulan mengenyam pendidikan di kota Malang.
“Masakannya pas sekali di lidah, terutama sayurnya yang segar cocok dinikmati saat berbuka puasa dan yang paling saya suka yaitu ayam goreng ditambah dengan sayur asam jakarta dan sambalnya sebagai menu favorit keluarga,” tegasnya. (avi)
Editor | : | |
Publisher | : | |
Sumber | : |