Bhumi Arema Damai di Tahun Politik
AMEG.ID, KOTA MALANG – Dalam membahas perdamaian pada tahun poitik di Studio Radio City Guide FM yang bertempat di Jalan Baiduri Pandan 16 ada sejumlah tokoh-tokoh Arema yang turut hadir. Ada Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika, Ketua Bawaslu Kota Malang Mohammad Arifudin, Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Bangkesbangpol Kota Malang Ade Irawanto.
Selain itu, ada juga Kasat Intelkam Polresta Malang Kota Kompol Ferry Dharmawan, Danramil Lowokwaru Kapten Czi Fathur Rochman, Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kota Malang Izzudin Fuad Fathony, Jaksa Fungsional Bidang Intel Kejari Kota Malang Tommy Marwanto serta Ketua Persatuan BEM Malang Raya Abinaga Parawansa.
Dalam Talkshow bertajuk “Pengaruh Media Sosial dan AI dalam Pemilu Damai di Bhumi Arema“, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Dian Kartika, menggambarkan Malang sebagai miniatur Indonesia.
“Kota Malang harus menjadi contoh bagi daerah lain. Kita adalah miniatur Indonesia yang menggambarkan keberagaman dan persatuan. Dalam tahun politik ini, kita sepakat untuk menjaga damai. Dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat mengganggu stabilitas wilayah,” ungkap pria berbaju batik Malangan itu.
Talkshow “Bhumi Arema Damai” Radio City Guide FM, Senin (18/12) bukan sekadar forum diskusi. Namun juga sebagai langkah konkret untuk membangun kesadaran akan pentingnya persatuan dan keamanan di tingkat lokal. Radio City Guide FM berkomitmen untuk terus menjadi wadah dialog yang konstruktif dan berperan aktif dalam mendukung perdamaian dan keharmonisan di Kota Malang.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, melalui Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Bakesbangpol Kota Malang, Ade Herawanto memberikan pesan bijak kepada masyarakat.
“Kami mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan kecerdasan buatan dan media sosial. Gunakan teknologi ini sebagai alat komunikasi positif. Namun, tetap waspada terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya dan dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat,” ungkap Ade.
Bagaimana Bawaslu menghadapi kenyataan ini?
Ketua Bawaslu Kota Malang Muhammad Arifudin menjelaskan pihaknya telah memiliki lima panitia pengawas kecamatan (panwascam). Di mana masing-masing memiliki media sosial. Bahkan, timnya juga dengan cukup mudah menemukan buzzer.
“Fenomena yang terjadi sekarang, hoax itu muncul di grup Whatsapp RT/RW. Begitu juga di Facebook itu banyak sekali, rata-rata bukan akun miliknya sendiri. Kita sebagai pengawas yang kita utamakan adalah pencegahan. Kita ajari seluruh timnya bahkan yang berumur pun kita ajari tentang cara penindakan pelanggaran konten di media sosial,” jelas Arif.
Sementara itu Ketua Persatuan BEM Malang Raya Abinaga Parawansa, kecerdasan buatan ini memang bisa menjadi celah bagi buzzer untuk menyebarkan isu hoax, adu domba, narasi kebencian dan seterusnya.
“Ini menjadi tugas kita bersama, mahasiswa dan forkopimda untuk mengalahkan algoritma buzzer. Atas hal ini sebenarnya, kami sudah menyiapkan semacam talkshow di mana kita mainkan juga di media sosial. Kita buat tagline ‘Suara Kita Suara Penentu’ supaya kita punya kesadaran akan hak pilih kita,” jelas Abi.
Dalam kesempatan yang sama, Kasat Intelkam Polresta Malang Kota Kompol Ferry Dharmawan meminta masyarakat untuk menilai. Bahwa ketika pemilu itu berdaulat maka negara akan kuat.
“Saya yakin warga Malang Raya paham betul pentingnya pemilu ini. Salah pilih pemimpin, maka negara ini akan kehilangan arah. Saya rasa ini sudah sangat jelas, bahwa segala ajakan bernuansa negatif, hoax tidak perlu dihiraukan,” kata Ferry.
Danramil Lowokwaru Kapten Czi Fathur Rochman turut menyampaikan bahwa aspirasi kita menentukan arah ke depan. Selain itu, masyarakat juga harus terlibat aktif dalam penjagaan logistik untuk mencegah sabotase yang berpotensi memercikkan api konflik.
“Demi kelancaran ke depan dalam pemilu damai Bhumi Arema. Kami TNI juga punya media sosial internal untuk kampanye netralitas. Kita juga ada buku pedoman netralitas TNI,” pungkasnya.
Editor | : | |
Publisher | : | |
Sumber | : |