Nasional

Bunuh Istri Sekaligus Janin

Pembunuh ini bersandiwara. Alex Iskandar, 36, membunuh istrinya, Siti Hamidah, 32. Dikubur dekat septic tank rumah mereka, Desa Karya Indah, Kampar, Riau. Lantas, Alex mengabari keluarga Siti. Juga, ikut mencari Siti keliling kota.

***

AMEG – Diceritakan Siti Nur Hassanah, 28, adik korban, kepada wartawan, Rabu (23/6) bahwa:

Baca Juga

Siti Hamidah menikah dengan Alex setahun lalu. Hamidah janda tiga anak, Alex duda satu anak. Semua anak-anak itu dititipkan ke ortu masing-masing. Alex-Hamidah tinggal berdua di rumah tersebut.

Pada 21 Mei 2021, Nur Hassanah menelepon Hamidah, tidak tersambung. Lalu, Alex mengatakan, Hamidah hilang sejak sehari sebelumnya. Kabar itu segera disebar ke keluarga Hamidah. Mereka panik.

Esoknya, keluarga Hamidah bermobil, keliling mencari Hamidah. Di situ Alex ikut, semobil. Keliling. Mendatangi rumah teman-teman dan kerabat.

”Ia (Alex) kelihatan sedih. Ditinggal istri,” tutur Hassanah. Di dalam mobil mereka bicarakan kemungkinan-kemungkinan. ”Di situlah Alex bilang bahwa kakak saya pergi sama laki laki.”

Maka, keluarga mendesak Alex tentang ciri-ciri laki-laki itu. Jawaban Alex, dinilai Hassanah, kurang meyakinkan. Malah, Alex beralih topik, bahwa Hamidah selingkuh.

”Saya jadi curiga. Sebab, kakak saya tidak begitu. Apalagi, kondisinya hamil tua, tujuh bulan,” cerita Hassanah.

Hasil keliling mencari Hamidah, nihil. Semua teman dan kerabat yang ditemui rombongan pencari mengaku tidak pernah ketemu Hamidah. ”Setelah pencarian itu, Alex menghilang, tanpa kabar.”

Rumah Alex-Hamidah kosong. Terkunci. Kuncinya dibawa Alex.

Selasa, 8 Juni 2021, keluarga Hamidah mendatangi rumah kosong itu. Ternyata kuncinya dititipkan Alex ke pegawainya bernama Junaidi yang tinggal tak jauh dari situ. Rumah pun dibuka.

Keluarga Hamidah masuk rumah. Kosong. Tidak ada apa-apa. Motor Hamidah pun tak ada. Diduga dibawa Alex, yang tak bisa dihubungi.

Kakak Hamidah, Ahmad Sutanto, yang ikut rombongan pencari, memeriksa semua sudut rumah, tak menemukan apa-apa. Yang mungkin mencurigakan. ”Bersih,” ujar Sutanto.

Lantas, mereka keluar rumah. Ketemu Junaidi lagi, si pemegang kunci. Di situlah Junaidi cerita, dengan gemetar:

Sutanto: ”Junaidi cerita, ia pernah disuruh Alex menggali lubang di halaman. Persis di sebelah septic tank. Kata Alex, septic tank bocor. Perlu diperiksa, harus digali.”

Junaidi menggali sejak sore. Sedalam orang dewasa. Selebar orang tidur.

”Penggalian sampai jelang magrib, tidak ada tanda-tanda septic tank bocor. Kemudian, Junaidi berhenti menggali. Minta izin mandi, katanya besok dilanjut,” tutur Sutanto.

Junaidi selesai mandi, lubang galian sudah tertutup tanah. Begitu cepat. Junaidi mengaku melihat Alex terengah kelelahan, mengaku habis menguruk galian. Kata Alex ke Junaidi, tidak ada kebocoran.

”Kata Alex, tinggal dirapikan,” ungkap Junaidi kepada keluarga Hamidah yang mendengar cerita itu.

Kontan, mereka terkejut. Lemas. Ngeri. Marah. Campur aduk. Mereka yakin, Hamidah ada di dalam situ. Sejak dua pekan lalu.

Mereka segera lapor polisi.

Tim polisi tiba, langsung membongkar. Ditemukan jenazah Hamidah. Masih mengenakan daster. Perut membuncit, hamil tujuh bulan.

Jenazah dikirim ke RS Bhayangkara, Pekanbaru. Diotopsi. Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Riau Kompol Supriyanto menyampaikan hasil otopsi.

Kompol Supriyanto kepada pers membenarkan, ada janin dalam perut jenazah. Sudah meninggal. Dikeluarkan. Panjang 15 sentimeter, berat 440 gram. Usia diperkirakan 24 pekan.

”Penyebab kematian, nanti akan diumumkan penyidik. Tapi, ada bekas benturan benda tumpul di leher,” kata Supriyanto.

Dua pekan tim Polda Riau memburu Alex. Yang terus berpindah-pindah. Dari rumah orang tua Alex di Bukittinggi, Sumatera Barat, disita barang bukti.

Cincin Hamidah disita polisi dari ibunda Alex, yang tidak tahu bahwa pemberian Alex itu hasil kejahatan. Juga motor Hamidah. Dan, HP Hamidah yang saat itu dipegang anak Alex, hasil pernikahan pertama.

Alex tertangkap di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa sore (22/6). Saat dibekuk, Alex langsung mengakui membunuh istrinya. Setelah polisi memaparkan bukti-bukti. Malam itu juga, Alex dibawa polisi ke Mapolda Riau.

Motif pembunuhan masih didalami polisi. Dari gaya Alex di kronologi tersebut, ia bisa mengaku apa saja. Yang menurutnya bisa meringankan hukuman.

Tidak ada inspirasi buat pembaca dari peristiwa ini. Peristiwa kriminal yang sadis. Tapi, dari kronologi itu, bisa ditarik pelajaran. Dari aneka sudut pandang. Sudut pandang para pembaca. (*)


Editor : Sugeng Irawan
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : Harian Di's Way

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button