Regional

Industri Olahan Kopi Jawa Timur Berpeluang Tumbuh Pesat

AMEG – Industri olahan kopi di Jatim berpeluang tumbuh pesat seiring berjalannya masa pemulihan ekonomi. Pemprov Jatim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), berupaya mendorong potensi kopi dan produk olahan kopi. Ini agar kian dikenal, baik skala lokal maupun internasional.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim tahun 2020, Industri kopi di Jatim berpotensi untuk tumbuh, mengingat Jatim adalah produsen terbesar kopi ke-5 di Indonesia setelah Sumsel, Lampung, Sumut dan Aceh. Sedangkan Indonesia merupakan negara ke-4 terbesar penghasil kopi setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Total produksi mencapai 741.657 ton.

Kepala Disperindag Jatim Drajat Irawan mengatakan, merujuk data BPS Jatim tahun 2020, di Jawa Timur terdapat area produksi kopi seluas 113.332 ha yang tersebar di Banyuwangi, Kab. Malang, Jember, Bondowoso dan Kab. Blitar. Total produksinya 68.114 ton.

Baca Juga

Mengutip Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), di Jatim terdapat 24 industri pengolahan kopi skala besar yang tersebar di wilayah Sidoarjo, Jember, Malang, Pasuruan, Gresik.

“Berdasarkan data Pusdatin Kemenperin, nilai ekspor kopi dan produk kopi Jawa Timur pada tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan 2019, dengan nilai 164,01 juta dolar AS pada tahun 2019 menjadi 166,85 juta dollar AS pada tahun 2020 atau meningkat 1,73 persen,” kata Drajat Irawan seperti termuat dalam Pers Rilis Diskominfo Jatim, Selasa (22/6/2021)

Beberapa jenis produknya antara lain adalah biji kopi, biji kopi sangrai, kopi bubuk, kopi instan, minuman berbahan kopi, dan produk kopi lainnya dengan negara tujuan ekspor utama antara lain adalah Mesir, Malaysia, Filipina, Italia, dan Jepang.

Peningkatan nilai ekspor tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor industri olahan kopi seperti kopi instan atau kopi bubuk. Biji kopi mentah justru mengalami penurunan ekspor maupun impornya.

“Pandemi Covid-19 telah menggeser pola konsumsi masyarakat global. Pembatasan mobilitas membuat masyarakat lebih nyaman menyeduh atau mengkonsumsi kopi,” kata Drajat. Kecenderungan tersebut membuat produk-produk minuman kemasan maupun produk-produk minuman konsumsi rumahan lainnya meningkat.

Berkaca dari fenomena yang ada bisa disimpulkan bahwa kopi dan produk kopi Jawa Timur tidak hanya berpotensi untuk mengisi pasar internasional, namun juga potensial untuk mengisi konsumsi pasar dalam negeri mengingat tren pertumbuhan konsumsi produk olahan kopi yang terus meningkat akhir-akhir ini.

“Jatim sendiri punya produk-produk kopi unggulan seperti kopi Arabika Java Ijen Raung yang berasal dari Bondowoso dan bisa diolah menjadi kopi wine dengan citarasa yang unik. Kemudian juga ada kopi Dampit Malang serta kopi Excelsa Wonosalam yang bercita rasa khas,” terang Drajat.

Lebih lanjut dikatakan Drajat, sesuai arahan Gubernur Khofifah Indar Parawansa maka pihaknya terus memberikan fasilitas akses pasar bagi eksportir yang ingin memanfaatkan peluang. Termasuk pemenuhan standardisasi dan sertifikasi seperti pengujian mutu biji kopi yang dilakukan oleh laboratorium terakreditasi UPT PSMB-LT Surabaya, HKI (merek, cipta, desain industri, HAACCP, halal, barcode, dan lainnya).

“Peluang ekspor kopi dan olahan kopi Jawa Timur masih sangat luas. Pemerintah siap memberikan dukungan dan pendampingan bagi para pelaku usaha untuk bersama-sama memulihkan kinerja perekonomian,” katanya.

Selain itu, kata Drajat, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk saling bersinergi meningkatkan ekspor. “Salah satunya melalui pembentukan Export Center yang merupakan pilot project Kementerian Perdagangan di Jawa Timur,” pungkas Drajat Irawan. (*)


Editor : Yanuar Triwahyudi
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button