Kota BatuMalang Raya

Keripik Tempe Dongkrak Nilai Ekspor Kota Batu

AMEG – Nilai ekspor dari Kota Batu sepanjang tahun 2022 naik dua kali lipat dibandingkan tahun 2021.

Pada tahun 2021 nilai ekspor Kota Batu menyentuh angka Rp 6 miliar. Pada tahun 2022 nilainya mencapai Rp 17,5 miliar didominasi produk UMKM.

Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu, Nurbianto menyatakan, pada tahun 2022 terjadi pergeseran komoditi penyumbang angka ekspor tertinggi untuk Kota Batu.

Baca Juga

Pergeseran dari tanaman hias ke produk UMKM. Komoditi ekspor tertinggi dipegang oleh makanan ringan keripik. Kedua ditempati tanaman hias. Namun secara umum, semua komoditi nilai ekspor mencatat kenaikan.

“Peningkatan ini tak lepas dari dilonggarkannya pembatasan ekspor. Di tahun 2021 lalu, banyak pembatasan sehingga membuat ekspor menurun,” ungkapnya.

Di tahun 2023 ini, Nurbianto menargetkan nilai ekspor dari Kota Batu diangka Rp 20 miliar. Diharapkan ada regulasi baru untuk mempermudah ekspor.

“Kami akan berusaha mengangkat lebih banyak lagi pelaku UMKM, agar semakin banyak lagi komoditi Kota Batu yang bisa diekspor ke luar negeri,” ujarnya.

Di tahun 2022, olahan keripik tempe mencapai 20 ribu kemasan (pcs) yang diekspor, atau seberat 1 ton produksi PT Arjuna Citra Indonesia Kota Batu.

Negara tujuan ekspor keripik tempe itu di antaranya Malaysia, Singapura, Hongkong dan Brunei Darussalam.

Kepala Diskumdag Kota Batu Eko Suhartono mengatakan, naiknya nilai ekspor menunjukkan kualitas produk UMKM Kota Batu sudah diakui dunia internasional.

Dengan adanya tren positif itu, diharapkan memotivasi UMKM lain di Kota Batu untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas produknya.

“Ini menjadi hal positif bagi bagi UMKM, menunjukkan kalau UMKM di Kota Batu bisa naik kelas. Mudah-mudahan ini bisa memberikan kebaikan bagi UMKM di Kota Batu,” ujar Eko Suhartono.

Keripik tempe dipilih sebagai komoditas ekspor karena tempe menjadi superfood yang memiliki banyak kandungan protein tinggi.

Tempe juga memenuhi standar pangan internasional dan yang dieksor jenis tempe sagu memiliki dua varian rasa, yakni pedas dan original.

Saat ini Pemkot Batu berupaya membantu UMKM memperluas jangkauan pasar. Termasuk mengupayakan adopsi pemanfaatan teknologi informasi (TI) bagi pasar UMKM dan PKL.

Yang sudah dilakukan Diskumdag Kota Batu yaitu mengembangkan keberadaan PKL dan UMKM di kawasan Alun-alun Kota Batu.

Diskumdag membantu pelaku usaha kecil bisa mengadopsi teknologi, dan menjangkau pasar lebih luas dengan kerjasama penyedia toko online dan juga jasa transportasi atau ojek online.

“Kami telah melakukan kerja sama dengan grab, emtek dan bukalapak. Semoga kerjasama membawa nilai manfaat bagi PKL dan UMKM sehingga bisa melakukan pemulihan ekonomi bagi pedagang,” jelas Eko. (*)


Editor : Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : Ameg.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button