Kota Batu

Krisdayanti Pulang Kampung, Bantu Vaksin dan Bahas Data Covid

AMEG – Anggota Komisi lX DPR-RI, Krisdayanti (KD), pulang kampung di Kota Batu, sekaligus membantu 1000 dosis vaksi, disalurkan di enam titik. Rumah Dinas Wali Kota Batu 250 dosis, RS Punten 150 dosis, Puskesmas Batu, Puskesmas Junrejo, RS Baptis dan RS Etty Asharto. Masing-masing mendapat 200 dosis.

“Saya berkomitmen kota kelahiran saya didahulukan. Bagaimanapun jadi prioritas buat saya,” tutur KD, Jumat (20/8/21). Selanjutnya pada 28 Agustus mendatang dia akan menggelar vaksinasi di Kota Malang.

Wanita asli Kota Batu berusia 46 tahun itu memaparkan, Komisi lX DPR-RI memiliki jatah 25 ribu dosis vaksin yang siap distribusikan kepada masyarakat seluruh Indonesia . Khusus Kota Batu mendapat alokasi 1000 dosis Sinovac.

Baca Juga

“Memang di Komisi lX kami konsen vaksinasi. Bagaimana caranya agar vaksinasi bisa bergerak lebih cepat. Itu tugas kami di Komisi lX. Karena itu kami gotong royong mengimplementasikan vaksinasi di Dapil masing-masing,” beber KD. 

Dia berharap, dengan vaksinasi bisa segera mengatasi pandemi. Walaupun setelah divaksin masyarakat tidak kebal 100 persen. Namun bagaimanapun juga dengan vaksin bisa digunakan untuk membentengi. 

KD juga menyoal data Covid-19 yang sempat disinggung Menko Luhut, agar daerah tidak ada yang menutupi data Covid-19. “Beberapa hari yang lalu, Malang Raya dimention persebarannya masih tinggi. Maka dari itu tidak perlu ditutupi. Sehingga ketahuan dan bisa diselesaikan secara gotong royong,” katanya. 

Dia mencontohkan, maksud dari menutupi data, misalnya angka kematian tinggi. Namun diklaim angka kematiannya rendah oleh satgas daerah. 

Sementara itu, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, mengatakan, saat bertemu KD, dia mengusulkan agar vaksinasi di Malang Raya bisa disetarakan capaiannya. Karena berdasarkan data capaian vaksinasi dosis pertama, perolehannya sangat timpang. 

Berdasar data capaian vaksinasi, Kota Batu mencapai 28,60 persen, Kota Malang 52,79 persen dan Kabupaten Malang terendah, yakni 13,64 persen.

“Karena itu kami usul semuanya disetarakan. Sehingga menjadi satu bagian yang sama. Ketika mendapat alokasi vaksin 10 ribu maka harus dibagi rata sesuai dengan jumlah penduduknya,” tegas Dewanti. Bila mendapat alokasi yang sesuai, terbentuknya herd immunity Malang Raya semakin cepat. 

Merespon data Covid-19 yang menunjukkan Kota Batu masih di zona merah, Dewanti menjelaskan, data itu dilihat dari BOR rumah sakit (RS). Padahal BOR RS tidak bisa dijadikan patokan zona suatu daerah. 

“Saya contohkan, seperti di RS Saiful Anwar itu merupakan RS Provinsi. Sehingga pasien dari seluruh Jatim bisa masuk. Ketika di breakdown nyatanya pasien yang berasal dari kawasan Malang Raya tidak sampai 50 persen. Sedangkan sisanya pasien dari daerah lain diluar Malang Raya,” jelas Dewanti. 

Begitu juga di RS Rujukan Kota Batu, BOR nya selalu 100 persen, apalagi ketersediaan tempat tidur (TT) ICU hanya tersedia 12 TT. “Kota Batu BOR ICU selalu 100 persen. Namun ketika dilihat data pasiennya, separuhnya bukan penduduk Kota Batu. Maka dari itu penentuan zona dengan melihat BOR secara rinci harus dispesifikasikan lagi,” tandas Dewanti. (*)


Editor : Achmad Rizal
Publisher : Rizal Prayoga
Sumber : Ameg.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button