Ekonomi

Kuncinya Masih Pengendalian Pandemi

Rimawan Pradiptyo, Ekonom Universitas Gadjah Mada

Indonesia masih dalam posisi resesi. Itu kesimpulan dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang data pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal 1/2021. Pada data tersebut posisi Indonesia masih minus 0,74 persen. Namun angka ini lebih baik ketimbang kuartal 4 2020. Di posisi minus 2 persen. Pemerintah sudah melakukan berbagai langkah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Termasuk melonggarkan perekonomian.Harian Disway mewawancarai Dosen Ekonomi Universitas Gajah Mada Rimawan Pradiptyo. Lulusan Fakultas Ekonomi UGM itu meraih gelar master dan doktor dari The University of York, United Kingdom.

***

Pertumbuhan ekonomi kita masih negatif seperti diramalkan banyak pihak. Apa pendapat Anda?

Baca Juga

Sebenarnya data tersebut mulai membaik. Pertumbuhan ekonomi kita berdasarkan BPS mulai menuju positif. Tapi menurut saya jangan terobsesi untuk menjadi positif. Mohon disadari pada pandemi seperti ini ekonomi pasti kontraksi. Kita tidak boleh memaksa pemerintah. Misal harus tumbuh 6 persen. Tidak bisa seperti itu. Kita harus sadar pelemahan ekonomi ya karena pandemi. Terjadi di seluruh dunia. Mengapa perekonomian bisa membaik? Karena pemerintah telah melakukan berbagai macam penyesuaian.

Bagaimana agar tren pertumbuhan ini terjaga?

 Pembelajaran dan penyesuaian ekonomi selama pandemi ini yang harus terus kita dorong. Bagaimana protokol kesehatan berjalan, aktivitas ekonomi juga berjalan. Ini adaptasi yang harus didorong di semua sektor ekonomi. Selama pandemi landscape dari bisnis berubah total. Mulai dari cara berjualan, transaksi, sampai pengiriman barang. Nah ini kalau tidak terus didorong bisa rusak semua.

Tiongkok bisa tumbuh 18,3 persen di kuartal 1. Bagaimana bisa?

Betul. Tiongkok bisa melejit sampai segitu. Tapi mereka sudah bisa mengontrol pandemi. Selain Tiongkok ada Taiwan dan New Zealand. Nah dibalik kenaikan itu ada aturan yang keras. Di Taiwan ketika keluar hotel akan kena hukuman. Nah bagaimana di Indonesia? Contoh lagi di Singapura. Melanggar prokes bisa dikenakan denda senilai Rp 3 juta. Melanggar dua kali dendanya dinaikkan dua kali lipat dan seterusnya. Artinya Indonesia sulit keluar dari pandemi dan mengejar pertumbuhan ekonomi?Tidak juga. Meski aturan banyak yang ambigu, saya tetap mengapresiasi pemerintah. Bahkan kebijakannya lebih bagus dari tahun lalu. Terutama dalam kebijakan larangan mudik. Menurut saya bagus sekali. Seandainya mau buka keran agar ekonomi bangkit secara cepat bisa saja. Tapi nanti pandemi apa bisa dikontrol? Misal seperti India. Orang yang terpapar Covid tinggi lagi. Tentu efek ekonominya lebih besar jika pandeminya tidak selesai. (*)


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button