Kota BatuSahabat ER

Perempuan Paling Cantik

SUATU hal yang sangat menarik, apabila pada suatu pagi, melihat segala kegiatan masyarakat di sebuah dusun, di wilayah Kota Batu. Itu hal yang seringkali saya lakukan.

Seperti halnya suatu pagi, di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, saya melihat ibu-ibu bergerombol di tepi jalan, menunggu angkutan pick up terbuka, yang akan mengangkut mereka ke tempat kerja. Mereka adalah ibu-ibu yang bekerja sebagai buruh tani.

Baca Juga

Ketika mobil yang akan membawa mereka tiba, mereka ramai-ramai segera naik, dan dengan teratur duduk di bak belakang. Tanpa menegur atau menyapa, mereka hanya menatap saya dengan senyuman.

Mobilpun melaju ke tempat yang cukup jauh, yaitu Desa Sumber Brantas yang letaknya lebih ke atas. Jalan dusun kembali sepi. Udara masih dingin.
Mereka buruh tani yang sudah dikontrak kerja secara harian, tetapi hanya kontrak secara lisan. Mobil terbuka yang mengangkut mereka masih terlihat menderu melewati tanjakan. Tetapi justru saya mulai memikirkan mereka.

Pagi ini saya mendapat pelajaran sangat berharga. Ilmu yang tidak mungkin di dapat di ruang kerja. Saya telah mendapatkan ilmu kehidupan yang sesungguhnya nyata. Dengan naik motor trail sendirian, saya kejar mobil tua itu, saya mengikuti di belakangnya.

Iya! Para perempuan itu bekerja penuh seharian, dengan harapan mendapatkan upah dua puluh ribu rupiah tiap hari, bisa untuk makan dengan anak mereka. Udara pagi itu cukup segar. Dari jarak tak terlalu jauh, saya lihat ibu-ibu tadi duduk di bak belakang, mereka duduk lesehan bergerombol dengan jaket, sambil berpegangan pada bodi mobil. Mungkin saja mereka membayangkan segera sampai di tempat untuk segera bekerja, dan sorenya pulang dengan membawa upah untuk untuk membeli beras atau minyak. Mereka adalah para perempuan tangguh.

Di Kota Wisata Batu, perempuan tangguh tidak hanya yang berhimpitan naik kendaraan bak terbuka. Tetapi juga perempuan yang selalu nampak cantik dan berdandan, perempuan yang saat ini sebenarnya tidak muda lagi, tetapi getol sekali menjaga kelestarian budaya Jawa dan merawat keasrian Kota Wisata Batu.

Hampir semua warga kota sangat mengenal sosok perempuan ini, yang akrab dipanggil Bu Sinta. Perempuan nasionalis ini memiliki jiwa sosial yang tinggi. Berbincang-bicang dengannya sangat menyenangkan, terutama kalau cerita tentang masa lalu.

Ada sosok perempuan cantik yang saya kenal dengan panggilan Bu Katrin, tokoh kesenian Sanduk, jenis seni tari khas yang dipengaruhi gerakan-gerakan tarian Madura. Kalau ada festival Sanduk yang hampir tiap tahun di selenggarakan, barisan kelompok yang dipimpin Bu Katrin ini pasti ikut memeriahkannya, sampai jalanan jadi macet.

Masih banyak lagi perempuan cantik di Kota Wisata Batu yang telah bergerak, berkiprah sebagai tenaga pendidik, perbankan dan menduduki jabatan di pemerintahan strategis seperti sebagai Kapolres, Kajari, Camat dan Lurah. Kalau mereka diberi kesempatan lebih besar, diyakini perempuan-perempuan Kota Wisata Batu yang memiliki jiwa petarung seperti perempuan-perempuan buruh tani yang diangkut ke tempat kerja dengan mobil bak terbuka tadi, akan dapat berprestasi. Meskipun mereka itu kadang tidak terlihat, karena tenggelam oleh keindahan alam pegunungan.

Perempuan di Kota Wisata Batu ini menjadi penentu dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan pendidikan, karena banyak tenaga pendidik yang telah sukses mencetak generasi yang maju.

Terinspirasi oleh lagu DEWA 19 “Perempuan Paling Cantik” ciptaan Ahmad Dani, yang syairnya berbunyi; Dengan tegas aku nyatakan, kamulah akhir perjuanganku, gugurlah akhir cinta cintaku yang sudah sudah, kemerdekaan yang akhir kamu tunggu. Kamu adalah perempuan paling cantik di negeriku indonesia. Iya, kadang tidak terlihat namun punya talenta terpendam, element suprise!

Sahabat ER
Semarang, 20 September 2023


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button