Kabupaten Malang

Produksi Capai 256 Ton, Distribusi Jagung Malang Masih Terbatas

AMEG – Kabid Perdagangan Disperindag Kabupaten Malang, Slamet mengungkapkan, distribusi jagung yang dihasilkan petani lokal Kabupaten Malang masih terbatas, Jumat (26/8/2002).

“Distribusi hasil produksi jagung dari petani masih terbatas cakupannya, lebih banyak untuk bahan baku pakan ayam,” kata Slamet.

Menurutnya, hal ini karena produksi jagung lokal juga masih belum melimpah, karena tidak banyak petani yang menanam komiditas ini dengan lahan sangat luas.

Baca Juga

Sebaliknya, kata Slamet, tingkat konsumsi masyarakat pada jagung masih sedikit, masih kalah jauh dibanding beras.

Komoditi jagung sendiri, pertaniannya ada hampir di setiap kecamatan. Namun, pertanian yang besar misalnya ada di kecamatan Dampit dan Gondanglegi, yang punya sentra lahan pertanian didukung kerja sama dengan pihak PT Pioneer.

Selain itu, pertanian jagung manis banyak terdapat di daerah Wajak dan Poncokusumo. Sedangkan, produksi jagung hibrida banyak didapati di daerah Malang selatan sampai wilayah Kabupaten Blitar.

“Selama ini, produksi panen jagung petani banyak dibeli pengepul atau tengkulak. Selain produksinya sedikit, hasil jagung jadi modal lagi bagi kebanyakan petani untuk kebutuhannya,” imbuh Slamet.

Data Dinas Ketahanan Pangan menyebutkan, kapasitas stok hasil produksi jagung di Kabupaten Malang mencapai 256.019 ton per tahun. Sementara, harga di pasaran yang ada masih stabil, rata-rata Rp 6.690 per kilogramnya.

Disinggung soal peluang ekspor, Slamet mengungkapkan, potensi jagung lokal Malang tetap punya potensi.

Akan tetapi, untuk bisa memenuhi permintaan ekspor, maka produksi jagung masih harus dikumpulkan terlebih dahulu dari kelompok petani yang ada.

Selain itu, jagung yang bisa diekspor biasanya punya standar kualitas tersendiri, dengan metode pengeringan ataupun klausul pengiriman barang yang sulit dilakukan petani secara perorangan maupun kelompok.

Tingginya permintaan dan distribusi jagung untuk pakan ternak ayam ini juga diakui H Fathoni, pengepul dan pemasok jagung asal Karanganyar Poncokusumo.

“Jagung di daerah Malang sudah tidak banyak yang bisa dijual ke luar daerah bahkan untuk ekspor, karena sudah terkonsumsi untuk kebutuhan bahan pakan ternak ayam lokal semua,” kata Fathoni.

Agar punya nilai penjualan lebih bagus, menurut Slamet, petani dan pengusaha komoditi jagung perlu didorong agar bisa meningkatkan distribusinya sebagai bahan pangan konsumsi.

Terlebih, bisa juga diolah menjadi panganan kering oleh pelaku industri kecil, sehingga punya nilai jual lebih tinggi dibanding yang langsung dijual mentah usai dipanen. (*)


Editor : Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : Ameg.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button