Hardiknas, Aliansi Mahasiswa UB Sampaikan Pernyataan Sikap
AMEG – Peringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Aliansi Mahasiswa Brawijaya (Amarah) menyampaikan pernyataan sikap, mengkritisi sejumlah permasalahan di kampusnya.
Sekitar 30 mahasiswa dari beberapa fakultas menggelar aksi berdiam diri di depan Rektorat UB, Senin (3/5/21). Sebagian di antaranya diterima Rektor Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS, untuk audiensi di Gedung Rektorat Lantai 8.
Menurut penanggung jawab aksi, Akma Eka Nova Putra Suprianto, di masa pandemi ini transparansi sangat minim dilakukan birokrat UB.
“Karena itu kami menyatakan 12 tuntutan, antara lain, birokrat kampus agar berkomitmen tidak intervensi atau melarang gerakan mahasiswa. Kami juga ingin dikembalikannya hak mahasiswa dilibatkan dalam proses pemilihan dekan seperti diatur dalam Peraturan Rektor No 22/2014,” ujarnya
Mahasiswa juga meminta transparansi pengalokasian Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama pandemi, ditambah kebijakan berhati nurani terhadap UKT dengan memberi kelonggaran syarat untuk bantuan keuangan.
“Terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), kami ingin diberi jaminan distribusi kuota yang merata, harus adakajian dan koordinasi dari pihak rektorat ke fakultas tentang prioritas jenis kegiatan dan daftar jurusan yang tidak efektif dalam PJJ, sehingga rektorat siap dalam sarana dan prasarana serta evaluasi mekanisme PJJ,” tambahnya.
Mereka juga meminta rektorat segera menyelesaikan proses yang menghambat pembangunan UB Kediri, meliputi pembukaan akses jalan besar dan sertifikasi hibah tanah.
“Kami juga butuh transparansi terkait hibah tanah oleh Pemkot Kediri kepada Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) UB Kediri. Intinya, segera realisasikan pembangunan gedung perkuliahan UB Kediri,” imbuhnya.
Menanggapi seruan mahasiswa, Prof Nuhfil, sapaan akrab Rektor UB, langsung mempersilahkan perwakilan mahasiswa audiensi secara langsung. Dia menjelaskan, masterplan pembangunan kampus UB Kediri sudah ada.
“Tahun lalu terhambat pembangunannya karena pandemi, insya Allah tahun ini selesai, kami sedang evaluasi juga,” jelasnya.
Terkit kebijakan UKT, Nuhfil mengaku turut melibatkan mahasiswa. “Kami sangat transparan, silahkan datang kalau butuh informasi dan diskusi. Apalagi terkait PJJ, tiap semester kami evaluasi itu,” jabarnya.
Terakhir tentang pemilihan dekan, Nuhfil mengusulkan tak hanya dekan yang dipilih langsung oleh mahasiswa. “Nanggung kalau mintanya dekan, sekalian rektor pemilihannya juga melibatkan mahasiswa,” pungkasnya. (ar)
Editor | : | |
Publisher | : | |
Sumber | : |