Nasional

Kemacetan di Situbondo, Pelaku Wisata: Harus Ada Jalur Lingkar

AMEG- Perubahan rekayasa lalu lintas dua arah pada jalan protokol Situbondo, Jawa Timur, yang membuat kemacetan, memancing perhatian pegiat wisata, Eko K Kusumo.

Menurutnya, harus ada ring road atau jalur lingkar untuk mengurai kemacetan dan mencegah terjadinya kecelakaan.

“Ujicoba jalur dua arah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) atas kebijakan Bupati yang baru, kurang ada kajian dan belum dipikirkan solusinya. Saat ni belum ada solusi, untuk mengurangi kemacetan pengguna jalan,” jelas Eko, panggilan akrabnya.

Baca Juga

Ada dua jalur yang bisa digunakan untuk jalur lingkar. Yakni, melanjutkan jalur lingkar utara (JLU) yang digagas pemerintahan sebelumnya yang sudah berjalan 60 persen.

“Kalo gengsi mau melanjutkan proyek JLU, ya buat JLS (jalur lingkar selatan). Apalagi banyak desa miskin di pinggiran kota dan itu bisa menumbuhkan ekonomi baru. Seperti, Desa Kotakan, Seliwung dan Battal,” papar Eko.

Dikatakan, tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat sangat bagus, tetapi menyelamatkan jiwa masyarakat. 

Sebab banyak kendaraan besar menumpuk di tengah kota dengan tonase besar. Selain itu, dengan membuat jalur lingkar meminimalisir kerusakan jalan aspal. 

Perlu diketahui, sebelumnya pada pemerintahan Dadang Wigiarto – Yoyok Mulyadi, membuat reķayasa jalan satu arah pada jalan protokol tengah kota, khususnya di jalan Ahmad Yani dan Jalan Dipenogoro. Karena dua jalan itu kerap terjadi macet panjang. 

Tahun 2017 almarhum Bupati Dadang mempersiapkan JLU, dengan rute dari barat belok kiri PG Wringin Anom, Alasmalang, Talkandang Kecamatan Panarukan. Kemudian masuk Desa Olean Kecamatan Kota dan ke timur Kecamatan Mangaran, Desa Pokaan, Gebangan hingga keluar di perempatan Kecamatan Kapongan. 

JLU ini menjadi proyek besar di jaman pemerintahan Dadang – Yoyok. Hingga memakan anggaran ratusan miliar, diperkirakan sudah 60 persen dan tersisa kegiatan 40 persen. (ir)


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button