Kota BatuMalang RayaRegional

Peziarah Belum Padati Makam Leluhur

AMEG – Biasanya menjelang lebaran, masyarakat banyak melakukan ziarah kubur, di makam para leluhur. Salah satu makam leluhur di Kota Batu, yakni Ki Ageng Puspo atau Mbah Patok alias Empu Supo, menjadi salah satu makam yang banyak dikunjungi peziarah.

Sebelumnya mulai H-7 lebaran, peziarah yang datang dari luar kota, maupun warga Kota Batu sendiri, sudah mulai terlihat. Namun pada momen lebaran ini, ditambah adanya larang mudik, peziarah mengalami penurunan. Kalau pun ada, didominasi warga Kota Batu.

Juru Kunci Makam Mbah Patok, Muhkrom mengatakan, biasanya H-7 menjelang hari raya para peziarah, sudah mulai banyak. Namun sampai saat ini masih sepi.

Baca Juga

‘’Mungkin yang dari luar Kota Batu, tidak bisa masuk karena ada larangan mudik,” ujar Muhkrom kepada ameg.id, Sabtu (8/5/2021).

Mbah Patok sendiri, kata dia, adalah orang pertama yang menduduki kawasan Songgoriti. Atau bisa dikatakan orang yang babat alas.

“Nama asli dari Songgoriti dulunya adalah Sanggaredi. Dapat diartikan ‘Sangga’ sebagai penyangga dan ‘Redi’ diartikan sebagai gunung ‘penyangga gunung’. Karena posisi Songgoriti ini dikelilingi gunung,” jelas Muhkrom.

Dulunya, saat makam Mbah Patok pertama kali ditemukan, hanya tampak dua batu nisan saja. Yang bentuknya menyerupai patok. Baru setelah beberapa tahun selanjutnya dilakukan pembangunan.

‘’Pembangunan makam Mbah Patok pertama kali pada 1965 dilakukan tuan Khadir. Dia berasal dari India,’’ katanya.

Saat ini, area makam Mbah Patok berukuran 72 meter persegi. Terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama untuk menampung tamu berkapasitas 15 orang. Bagian kedua tempat makam Mbah Patok, mampu menampung 6 orang. Dipagari besi tralis seluas 4×3 meter.

Menurut cerita sejarah, Mbah Patok hidup sebelum tahun 888 masehi. Selain itu, ia juga diyakini sebagai orang yang membangun Candi Songgoriti. Yang juga sebagai pembuat keris, dengan keampuhan yang luar biasa.

Mbah Patok juga kakek guru dari Empu Gandring. Sang pembuat pedang naga puspa, serta pembuat keris milik Ken Arok. Selain Candi Songgoriti Mbah Patok juga meninggalkan air panas alam, yang berada di kawasan Candi Songgoriti.

Berdasarkan cerita masyarakat, Mbah Patok membuat keris hanya dengan pijatan tangannya saja. Selanjutnya, pusaka itu dicelupkan ke sumber air sebagai proses akhir pendinginan besi keris.

Mpu Sindok dan Mbah Patok, tak hanya membuat Candi Songgoriti saja. Namun juga membuat tiga candi lain di berbagai tempat di Jawa Timur. Yakni Candi Badut di Karang Besuki, Candi Sumber Beji di Bangil dan Candi Sumber Nanas di Blitar.

Karena di daerah Pasuruan dan Blitar tak ada bantu andesit, pembuatan Candi Sumber Beji dan Sumber Nanas, menggunakan batu bata merah. Mbah Patok atau Mpu Supo sendiri berusia lebih dari 600 tahun.

Selain itu, karena pada jaman dahulu, ketika ada orang meninggal harus direnkarnasi dengan cara di bakar, maka Mbah Patok dahulu juga dibakar. Setelah itu dikubur di Songgoriti. Berdekatan dengan Candi Songgoriti. (avi)


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button