Pulihkan Tingkat Hunian Villa, Pemkot Batu Stop Izin Hotel Melati
AMEG – Tingkat hunian villa di Kota Batu mengalami penurunan akibat persaingan harga. Hal ini dirasakan sejumlah pemilik villa di kota wisata ini.
Banyaknya hotel kelas melati yang banting harga kamar, berdampak pada tingkat hunian villa yang tentu saja mengalami penurunan jumlah tamu.
Akibat sepinya tamu inilah sehingga banyak pemilik yang tidak mampu menutup biaya operasional. Belum lagi sepi akibat pandemi Covid 19, pemilik villa jungkir balik mencari tamu.
Ketua Paguyuban Villa Supo Songgoriti, Indra Tri Ariyono menyatakan, salah satu penyebab sepi tamu akibat banyak hotel membuat promo harga. Otomatis dengan promo berimbas ke tingkat hunian villa. “Masyarakat lebih memilih ke hotel yang harganya murah,” tutur Indra Tri Ariyono.
Ia mencontohkan, saat ini harga sewa villa di Songgoriti paling mahal Rp 150 ribu per malam, kemudian hotel menurunkan harga Rp 200 ribu – 250 ribu per kamar. Otomatis masyarakat banyak yang memilih hotel karena sarana dan prasarana lebih menarik.
Invasi vendor atau pihak ketiga yang bekerjasama dengan hotel, juga menjadi penyebab lain minat masyarakat maupun wisatawan terhadap villa Songgoriti berkurang.
“Dengan persaingan harga kemudian ditambah lagi vendor-vendor masuk, lalu mereka menjatuhkan harga sampai Rp 70 ribu, itu kan repot. Udah jatuh tertimpa tangga dengan adanya vendor atau pihak ke-3 itu,” kata Indra.
Ketika permasalahan ini tidak segera dicarikan solusi, tentu akan berdampak sangat parah bagi warga yang punya usaha villa atau penginapan di Songgoriti. Indra berharap Pemkot Batu bisa memberikan solusi menangani kondisi ini.
“Harapan kami adanya peran aktif pemerintah kota. Villa dan yang lain untuk rembug dengan PHRI. Bagaimana kelanjutan harga, fasilitas, homestay ditentukan di harga berapa,” kata Indra.
Penjbaat Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menanggapi, untuk mengatasi permasalahan tersebut ia berencana membuat aplikasi bekerjasama dengan salah satu vendor. Lewat aplikasi tersebut, bisa by name by adress villa-villa yang ada di Kota Batu.
“Kami akan masukan villa-villa di Kota Batu ke dalam aplikasi tersebut. Sehingga masyarakat tahu, dimana saja ada villa yang dapat diakses. Karena selama ini, villa-villa masih by name, mereka juga masih mempromosikan dirinya sendiri,” ujarnya.
Lewat aplikasi Aries menyampaikan, nantinya konsumen akan tahu mulai peta lokasi, bentuk villa, harga dan lainnya. Aplikasi tersebut saat ini masih dalam tahap pengerjaan.
“Fitur itu kami berikan secara gratis kepada pengelola villa di Kota Batu. Bertujuan untuk membangkitkan gairah objek wisata. Terutama objek wisata tempat tinggal,” kata Aries.
Masalah harga yang kalah bersaing dengan hotel, Aries menegaskan jika Pemkot Batu tidak lagi memberikan izin pendirian hotel melati.
“Kami stop izin pendirian hotel melati. Yang boleh hanya hotel bintang 4 ke atas. Ini bertujuan agar supaya tingkat persaingan di bawah tidak ketat. Kasihan para pemilik villa. Karena itu, kami pastikan jika ada hotel melati masuk, tidak akan kami beri izin,” tandasnya. (*)
Editor | : | Irawan |
Publisher | : | Ameg.id |
Sumber | : | Ameg.id |