Nasional

Tokoh Muda NU Ini Dipanggil ke Istana, Terkait Resafel?

AMEG – Menyeruak kabar baru terkait resafel kabinet. Pengusaha muda Nadhatul Ulama (NU), Witjaksono, dikabarkan masuk nominasi sebagai calon menteri.

Kabar pemanggilan pengusaha muda NU itu disampaikan Ketua Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer, Senin (19/4/21).

Noel, sapaan akrabnya, menjelaskan, Witjaksono sudah dipanggil beberapa kali untuk berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo, beberapa hari belakangan.

Baca Juga

“Sudah diajak diskusi dan ngobrol tentang banyak hal. Bisa jadi terkait resafel kabinet,” katanya, Senin (19/4).

Menurutnya, Witjaksono memang belum terlalu dikenal public, tetapi namanya cukup dikenal sebagai entrepreneur atau pengusaha sukses.

Noel menambahkan, background kewirausahaan Witjaksono menjadi modal kapasitas sebagai calon menteri. Apalagi secara ideologi politik, Witjaksono tak perlu diragukan lagi. Dia berlatar belakang NU.

Indonesia, kata Noel, butuh figur muda, bersih dan nasionalis religius. Sosok Witjaksono bisa menjadi jawaban dari mandegnya Nawacita Jokowi.

“Harus ada keputusan tegas terhadap menteri-menteri yang gagal bekerja. Jangan sampai rakyat jadi korban. Beri kesempatan kepada anak bangsa lainnya. Mereka bisa dan mampu bekerja lebih baik dari yang ada sekarang,” tandasnya.

Dia berharap menteri lainnya dimutasi dari kabinet atau dijadikan duta besar, karena gagal menjalankan tugasnya.

Sebelumnya Noel menyampaikan, ada tujuh menteri atau setingkat menteri yang layak dicopot, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Agraria Sofyan Jalil, Mendikbud Nadiem Makarim, Menkominfo Johnny G. Plate, dan Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Menteri Investasi

Sementara itu, pada bagian lain, ustaz Yusuf Mansur berharap Witjaksono dilantik menjadi menteri investasi.

“Bismillaah… Mas Witjaksono… Menteri Investasi…. Aamiiin,” Yusuf Mansur menulis di akun Instagram-nya, Senin (19/4/21).

Witjaksono  sendiri mengaku dipanggil presiden beberapa kali, empat mata. “Beberapa kali diskusi dengan Pakde (Jokowi) sih. Saya sudah kenal cukup lama, dari 2015,” katanya, kepada wartawan.

Meski begitu ia enggan merinci kapan bertemu presiden. “Kami bahas soal ekonomi. Saya kan pengusaha dan tokoh NU. Intinya, bagaimana memposisikan NU, ekonomi bagaimana. Jalur saya memang pengusaha multinasional, jadi bicara investasi, soal rencana perkembangan ekonomi di Indonesia,” urainya.

Dia menegaskan, pembicaraannya dengan presiden tak spesifik soal menteri. Menurutnya, resafel kabinet hak prerogatif presiden. Tapi dia bersyukur bila diberi amanah.


Editor :
Publisher :
Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button