Opini

Generasi Strawberry

TAHUN 2017, saya kedatangan tamu seorang pesohor, yaitu artis Raffi Ahmad dan keluarganya.

Saya, dan warga Kota Wisata Batu merasa terhormat dikunjungi orang muda yang sukses ini. Sebenarnya tahun 2010 dia pernah ke KWB, tetapi bersama rombongan motornya, termasuk beberapa artis lainnya,.

Raffi Ahmad dan keluarga, saya terima di Balai Kota Among Tani, yang saya jelaskan juga kepadanya bahwa kantor Pemkot Batu yang megah dan besar ini dibangun dari hasil keringat warga KWB, terutama para petani. Raffi kagum dan merasa surprise.

Baca Juga

Dalam pertemuan itu, ternyata Raffi tidak saja bertamu tetapi juga menyampaikan gagasan dan keinginannya untuk berbisnis atau membuka usaha di Batu.

Dia jelaskan, saat itu, dia mempunyai usaha produksi kripik kentang. Nah, dia ingin berbisnis kentang untuk suplai produk kripik miliknya itu.

Saya terkejut mendengarkan penjelasannya. Dia seorang artis, dan masih muda, tetapi ternyata sudah melangkah jauh dengan gagasan-gagasan bisnisnya.

Dengan senang hati Raffi saya antar sendiri ke al Desa Sumber Brantas dan Desa Jurang Kuali, Bumiaji yang lokasinya di atas, di lereng Gunung Arjuno sisi timur, sebagai sentra produksi kentang berkualitas. Kentang dari dua desa ini dipercaya sebagai yang terbaik di Jawa Timur.

Bertindak sebagai seorang marketing, saya harus bisa melayani sebaik mungkin tamu saya dengan memperkenalkan produk kentang terbaik yang ditanam petani secara turun temurun dari leluhur mereka.

Saya kagum pada Raffi Ahmad, yang tidak saja hidup dalam keartisan, tapi juga terus mengasah naluri bisnisnya dengan melihat peluang-peluang yang ada di depan mata.

Saat ini, pemerintah tengah merancang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di kawasan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Saya ingin anak-anak millineal, atau yang juga disebut Generasi Z bahkan Generasi Strawbbery Kota Batu, juga metransfer pengalamannya menjadikan kotanya sebagai kota wisata, ke IKN.

Kalau Presiden Jokowi mampu memindahkan ibu kota negara, maka Generasi Strawberry bisa melompat ke depan dengan mewujudkan kota wisata di IKN.

Branding Kota Wisata Batu sudah berada di level nasional bahkan internasional, maka saya yakin generasi mudanya akan mampu mentransfer capaian itu ke IKN. Infratruktur pariwisata, kuliner, perhotelan maupun karya-karya kreatif lainnya, untuk menarik pengunjung ke IKN.

Kota Nusantara, yang akan segera dibangun, membutuhkan branding kuat sebagai IKN. Salah satunya dengan membangun sektor pariwisata. Mengundang masyarakat untuk kagum, baru membangun infrastruktur lainnya, sehingga masyarakat yang datang untuk bekerja, bertugas, investasi, maupun hendak beraktivitas lainnya, dapat merasakan terlebih dahulu daya tariknya. Daya tarik IKN harus nyata, adanya bukan hanya di dunia maya.

Kota Wisata Batu dibangun dengan konsep itu, ciptakan magnet terlebih dahulu, sektor pertanian, budaya lokal, kuliner, baik di tingkat kecamatan maupun desa. Semua mengandung magnet, menjadi destinasi pariwasata.

Hanya dalam waktu beberapa tahun, Kota Wisata Batu telah ditetapkan sebagai kota terindah di Indonesia, bersama enam kota lainnya masing-masing Denpasar, Padang, Manado, Malang, Bandung dan Yogyakarta.

Hasil positif dari dijadikannya Batu sebagai destinasi oleh masyarakat sendiri, karena telah tersedianya semua yang dibutuhkan, maka imbasnya adalah peningkatan PAD (Pengasilan Asli Daerah), yang akhirnya bisa dinikmati oleh warga berupa; sekolah gratis, seragam, sepatu, tas sekolah, minum susu setiap hari, asupan bergizi, bahkan pemberian bea siswa berbagai jenjang sehingga kini menjadi Generasi Millineal, Generasi Z dan Generasi Strawberry.

Gerakan melompat generasi Kota Wisata Batu, siap mentransformasikan kreativitas dan daya tahannya ke mana saja, termasuk ke IKN Nusantara.-

Semarang 5 Maret 2022, Sahabat ER.


Editor : Sugeng Irawan
Publisher : Ameg.id
Sumber : -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button