Kota Batu

Senyuman Siswa Kota Batu Setelah Setahun Lebih ‘Libur’ Sekolah

AMEG – Senyum merekah menghiasi wajah pelajar Kota Batu, setelah hampir dua musim harus belajar secara online. Mulai Senin (6/9/21) hari ini, delapan sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK memulai pembelajaran tatap muka (PTM), meski terbatas. 

Empat sekolah itu adalah SMPN 1, SMP 8 Muhammadiyah, MTs Negeri 1 dan SMP Assalam. Sedangkan untuk SMA/SMK, di antaranya SMAN 1, SMAN 3, SMKN 1 dan SMKN Amanah Husada. Menyongsong PTM itu, Dinas Pendidikan (Dindik) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan berbagai persiapan, salah satunya vaksinasi. Hingga kini jumlah anak usia 12-17 tahun yang telah tervaksin dosis pertama mencapai 5.216 anak, dan dosis kedua 1.179 anak dari target 18 ribu anak. 

Pada PTM hari pertama, Wali kota Batu, Dewanti Rumpoko, melihat langsung suasana PTM di empat SMP/MTs, untuk mengetahui apakah sudah sesuai standar protokol kesehatan (prokes). Ada 24 sekolah di Kota Batu yang mendapat rekomendasi menggelar PTM.

Baca Juga

“Empat sekolah pada jenjang SMP/MTs secara resmi menggelar PTM. Bukan lagi uji coba. Jika dalam perjalanan ditemukan kasus Covid-19, akan dihentikan sementara,” kata Dewanti. Pihaknya tak ingin mengambil risiko demi keselamatan peserta didik dan guru. 

Selain itu, jika ditemukan ada yang melanggar Prokes juga akan disanksi teguran keras hingga ditutup kembali. Dia juga menjelaskan, pelajar yang ingin PTM tidak harus menerima vaksin. Sedang untuk guru wajib. Hingga kini keseluruhan guru di Batu sudah vaksinasi, kecuali guru komorbid. 

“Jika PTM di tingkat SMP/MTs ini berhasil, akan kami lanjutkan ke jenjang sekolah dasar (SD). Yang jelas SMP lancar dulu, baru memikirkan SD,” katanya. 

Kepala Dindik, Eny Rachyuningsih, menyatakan, PTM dilakukan pukul 07.00-11.00 WIB. Peserta didik juga dibatasi tak lebih dari 50 persen. Atau hanya diikuti 50 siswa dari total rombongan belajar (rombel). 

“Hari pertama masih empat sekolah jenjang SMP yang menyatakan siap menggelar PTM. Besok akan ada empat sekolah lagi yang siap menggelar PTM,” katanya. Sedangkan untuk SD menyusul, sembari menunggu kesiapan sekolah dan wali murid. 

Kepala Sekolah MTs N 1, Buasim, mengatakan, siswa yang masuk kelas hanya 50 persen. Rata-rata satu kelas dihuni 15 siswa. Di hari pertama ini, yang masuk siswa kelas tujuh nomor absen 1 hingga 15. Besok yang masuk siswa kelas 8 dan lusa kelas 9, dengan nomor absen 1 hingga 15. Pada pekan kedua, jumlah siswa yang masuk sama, hanya sistemnya kembalikan dari pekan pertama.

Pembelajaran tatap muka ini disambut senang oleh Buasim. Ia mengaku selama pembelajaran jarak jauh, proses belajar kurang maksimal. Para siswa merasakan dampak psikologis akibat tidak bertatap muka.

“Tatap muka ini memaksimalkan pembelajaran, sebelumnya sudah menggunakan e-learning dan Zoom. Ini luar biasa kami antusias sekali dan kelihatan anak-anak begitu senang bisa bertemu. Apalagi hampir dua tahun tidak sekolah, bahkan memakai atribut pun belum dilakukan untuk anak kelas 7,” katanya.

Dengan PJJ, siswa merasa belum maksimal belajar, apalagi metode e-learning yang bersifat penugasan. Sedangkan pembelajaran di Zoom, juga ada anak yang kurang antusias.

“Melalui metode belajar tersebut, nak-anak masih belum merasa bahwa itu sekolah. Namun kami berupaya saat Zoom, mereka tetap memakai seragam untuk mengurangi kesan psikologis anak bahwa mereka pelajar,” ujarnya. 

Bagi guru, pandemi telah membuat mereka tidak bisa maksimal memberikan materi. Kemudian nilai penanaman karakter itu sangat sulit dilakukan melalui metode online.“Karena keteladanan dan tingkah laku hanya bisa diberikan saat tatap muka. 100 persen orangtua wali murid setuju tatap muka ini,” tegas Buasim.

Ada 10 rombongan belajar (Rombel) di MTs N 1 Batu. Satu Rombel terdiri atas 32 siswa. Jumlah keseluruhan siswa ada 965.

Sementara itu, salah satu pelajar MTs N 1 Batu, Keyla Olivia merasa sedikit khawatir di hari pertama PTM. Meski begitu, rasa senang bisa kembali ke sekolah mampu mengalahkan rasa khawatirnya. 

“Kembali ke sekolah dan belajar di dalam ruangan merupakan keinginan saya sejak lama. Karena bisa lebih aktif dengan guru. Sehingga lebih mengenal dan mendalami materi yang diberikan,” tandasnya.


Editor : Ahmad Rizal
Publisher : Riza; Prayudo
Sumber : -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button